Kematian Pasien COVID-19 Meningkat, Pemesanan Peti Mati di Salatiga Melonjak 600 Persen
loading...
A
A
A
SALATIGA - Angka kematian pasien positif COVID-19 di Salatiga dan Kabupaten Semarang terus bertambah. Akibatnya kebutuhan peti mati untuk pemakaman meningkat dan pemesanan melonjak hingga 600 persen.
Salah seorang pengusaha peti mati di Salatiga Sigit (40) menuturkan, sebelum pandemi COVID-19, dalam satu bulan dirinya bisa menjual rata-rata sekitar 20 peti mati. Namun selama pandemi COVID-19, permintaan peti mati meningkat tajam. Bahkan dirinya bisa menjual 120 peti mati per bulan.
"Semenjak pandemi COVID-19, penjualan peti mati meningkat. Peningkatannya mencapai 600 persen dibanding sebelum pandemi," kata pemilik usaha peti mati Tulus Jaya di Jalan Taman Makam Pahlawan, Salatiga ini, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Empat Menit Sebelum Gempa M5,3 Guncang Gunungkidul, Merapi Semburkan Wedus Gembel
Menurutnya, selama pandemi, pemedanan peti mati terbanyak dari rumah sakit di Salatiga dan Kabupaten Semarang. Adapun permintaan dari rumah sakit jenisnya peti mati Semok yang khusus diperuntukkan untuk pasien COVID-19.
"Ukurannya 2 meter x 60 sentimeter. Bahannya kayu sengon kualitas bagus. Di dalamnya di kasih bantalan kain satin dan dilapisi kain yang halus. Untuk harganya Rp1,5 juta per peti,” jelasnya.
Baca juga: Tambah Ruang Isolasi OTG, Pemprov Jatim Sediakan 1.668 Tempat Tidur
Karena permintaan peti mati melonjak, Sigit beserta tiga orang pekerjanya harus bekerja keras dan lembur. Sebab ntuk membuat satu peti mati Semok, membutuhkan waktu sekitar dua jam.
"Dalam satu hari kami bisa membuat sepuluh peti mati. Selain peti Semok untuk jenasah COVID-19, kami juga membuat peti dari ukir jati, mulai dari harga Rp3,5 juta hingga Rp12 juta,” imbuhnya.
Salah seorang pengusaha peti mati di Salatiga Sigit (40) menuturkan, sebelum pandemi COVID-19, dalam satu bulan dirinya bisa menjual rata-rata sekitar 20 peti mati. Namun selama pandemi COVID-19, permintaan peti mati meningkat tajam. Bahkan dirinya bisa menjual 120 peti mati per bulan.
"Semenjak pandemi COVID-19, penjualan peti mati meningkat. Peningkatannya mencapai 600 persen dibanding sebelum pandemi," kata pemilik usaha peti mati Tulus Jaya di Jalan Taman Makam Pahlawan, Salatiga ini, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Empat Menit Sebelum Gempa M5,3 Guncang Gunungkidul, Merapi Semburkan Wedus Gembel
Menurutnya, selama pandemi, pemedanan peti mati terbanyak dari rumah sakit di Salatiga dan Kabupaten Semarang. Adapun permintaan dari rumah sakit jenisnya peti mati Semok yang khusus diperuntukkan untuk pasien COVID-19.
"Ukurannya 2 meter x 60 sentimeter. Bahannya kayu sengon kualitas bagus. Di dalamnya di kasih bantalan kain satin dan dilapisi kain yang halus. Untuk harganya Rp1,5 juta per peti,” jelasnya.
Baca juga: Tambah Ruang Isolasi OTG, Pemprov Jatim Sediakan 1.668 Tempat Tidur
Karena permintaan peti mati melonjak, Sigit beserta tiga orang pekerjanya harus bekerja keras dan lembur. Sebab ntuk membuat satu peti mati Semok, membutuhkan waktu sekitar dua jam.
"Dalam satu hari kami bisa membuat sepuluh peti mati. Selain peti Semok untuk jenasah COVID-19, kami juga membuat peti dari ukir jati, mulai dari harga Rp3,5 juta hingga Rp12 juta,” imbuhnya.
(msd)