100 Tenaga Kesehatan Hewan Diterjunkan Jelang Idul Adha
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dinas Peternakan dan Perikanan (DP2) Kota Makassar menerjunkan sedikitnya 100 tenaga kesehatan hewan jelang Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah.
Tenaga kesehatan tersebut, untuk memastikan hewan kurban di Makassar bersih dari penyakit. Terlebih, saat ini sejumlah pedagang mulai marak terlihat jalan-jalan kota seperti Jalan Hertasning-Aroepala, hingga Jalan Antang Raya hingga jalan Tamangapa sekitar RPH Tamangapa.
"Jadi kita terjunkan sekitar 100 (tenaga kesehatan hewan,) yang terdiri dari petugas DP2, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia PDHI, ada dari Fakultas Kedokteran Unhas dan perguruan tinggi swasta," ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DP2 Kota Makassar Herliyani.
Dia mengatakan, tim tersebut akan disebar pada titik-titik penjualan di seluruh kecamatan, di mana selain mengecek kelayakan hewan , mereka juga akan melakukan pemeriksaan kelayakan daging pascapemotongan.
"Tim kami akan turun melakukan pemeriksaan H min 7 dengan H plus 3. H min 7 itu adalah pemeriksaan di titik-titik penjualan hewan kurban , dan ada lagi H plus 7 postmortem, pemeriksaan setelah pemotongan anthemortem di tempat pemotongan hewan kurban," tuturnya.
Demikan pula dengan stok hewan hal ini kata dia, akan dipantau dengan baik untuk memastikan ketersediaannya cukup.
"Jadi kalau jumlah ketersediaannya baru akan kami tau setelah turun ke lapangan, kita baru mau turun. Jadi kita itu lakukan pemeriksaan hewan kurban dalam rangka ketersediaan hewan kurban di masyarakat yang layak untuk dijadikan hewan kurban dalam hal sehat dan sesuai syariat Islam," tukasnya.
Sementara pandemi Covid-19 tahun ini rupanya membawa dampak bagi beberapa pedagang sapi di Makassar. Menurunnya daya beli membuat stok berpotensi dikurangi.
Salah seorang pedagang sapi di Pasar Terong Tahir misalnya, dia mengaku tak lagi menjajakan sapi dengan jumlah banyak, lantaran adanya kekhawatiran penurunan minat pembeli akibat pandemi.
"Soalnya penurunan daya beli juga turun sampai 50%," tuturnya singkat.
Saat ini kata dia, persediaan sapinya hanya 25 ekor dengan kisaran harga Rp17-22 Juta per ekor. Jumlah ini lebih kecil dari biasanya yang bisa mencapai 50-60 ekor.
Tenaga kesehatan tersebut, untuk memastikan hewan kurban di Makassar bersih dari penyakit. Terlebih, saat ini sejumlah pedagang mulai marak terlihat jalan-jalan kota seperti Jalan Hertasning-Aroepala, hingga Jalan Antang Raya hingga jalan Tamangapa sekitar RPH Tamangapa.
"Jadi kita terjunkan sekitar 100 (tenaga kesehatan hewan,) yang terdiri dari petugas DP2, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia PDHI, ada dari Fakultas Kedokteran Unhas dan perguruan tinggi swasta," ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DP2 Kota Makassar Herliyani.
Dia mengatakan, tim tersebut akan disebar pada titik-titik penjualan di seluruh kecamatan, di mana selain mengecek kelayakan hewan , mereka juga akan melakukan pemeriksaan kelayakan daging pascapemotongan.
"Tim kami akan turun melakukan pemeriksaan H min 7 dengan H plus 3. H min 7 itu adalah pemeriksaan di titik-titik penjualan hewan kurban , dan ada lagi H plus 7 postmortem, pemeriksaan setelah pemotongan anthemortem di tempat pemotongan hewan kurban," tuturnya.
Demikan pula dengan stok hewan hal ini kata dia, akan dipantau dengan baik untuk memastikan ketersediaannya cukup.
"Jadi kalau jumlah ketersediaannya baru akan kami tau setelah turun ke lapangan, kita baru mau turun. Jadi kita itu lakukan pemeriksaan hewan kurban dalam rangka ketersediaan hewan kurban di masyarakat yang layak untuk dijadikan hewan kurban dalam hal sehat dan sesuai syariat Islam," tukasnya.
Sementara pandemi Covid-19 tahun ini rupanya membawa dampak bagi beberapa pedagang sapi di Makassar. Menurunnya daya beli membuat stok berpotensi dikurangi.
Salah seorang pedagang sapi di Pasar Terong Tahir misalnya, dia mengaku tak lagi menjajakan sapi dengan jumlah banyak, lantaran adanya kekhawatiran penurunan minat pembeli akibat pandemi.
"Soalnya penurunan daya beli juga turun sampai 50%," tuturnya singkat.
Saat ini kata dia, persediaan sapinya hanya 25 ekor dengan kisaran harga Rp17-22 Juta per ekor. Jumlah ini lebih kecil dari biasanya yang bisa mencapai 50-60 ekor.
(agn)