Pengantin Itu Tergilas Mesin Penggilingan, dan Petani Tebu Mulai Berharap Manisnya Gula

Selasa, 15 Juni 2021 - 18:23 WIB
loading...
A A A
Sepasang laki-laki dan perempuan berjalan paling depan. Dua batang tebu yang sudah dipertemukan sekaligus dinikahkan tersebut, dibawa mereka. Di atas bentangan karpet bermotif batik, keduanya berjalan menuju mesin penggilingan tebu. Sejumlah laki-laki lain dan perempuan berjalan mengiringi.



Di antara barisan terlihat dua orang mengusung payung bertumpuk tiga. Dipandu seorang laki-laki tua yang bertindak sebagai tetua sekaligus juru kunci acara, dua batang tebu dilempar ke dalam mesin giling yang bergerak. Dalam sekejap berubah menjadi manis air tebu dan sepahan.

"Digelarnya tradisi ini juga sebagai ungkapan syukur dimulainya musim giling. Juga diharapkan ke depan bisa menjadi destinasi wisata budaya," kata Heri. Musim giling di PT RMI ditargetkan selesai dalam 130 hari. Penggilingan tebu yang dimulai 15 Juni 2021, dijadwalkan rampung pada akhir bulan Oktober.



Menurut Heri, kebutuhan giling maksimal per hari sebanyak 1.000 truk atau 8.000 ton. Untuk aktifitas ini, tiket timbang tebu yang dikeluarkan setara kebutuhan 1.000 truk tebu. Sedikit berbeda dengan tahun 2020. Pada musim giling tahun 2021, kuota pengiriman tebu dari petani sesuai kontrak.

Yakni maksimal 600 truk/hari. Pada tahun ini pabrik juga hanya menerima tebu lokal. Pos luar kota dari wilayah Lumajang, Probolinggo dan Banyuwangi tidak dibuka. "Sedangkan kuota koperasi 300 truk dan pedagang 108 truk," terang Heri. Sementara untuk kelancaran musim giling , PT RMI juga meluaskan daya tampung parkir kendaraan, yakni terutama truk pengangkut tebu.

Pabrik telah menyiapkan areal berkapasitas maksimal 400 unit truk dengan jarak sekitar 6 km dari lokasi giling. "Ini salah satu upaya mencegah antrian panjang dan kemacetan di jalan," pungkas Heri.
(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3358 seconds (0.1#10.140)