Pasien COVID-19 Terus Berjatuhan, Ridwan Kamil Siapkan Skenario Cegah RS Kolaps
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil telah menyiapkan skenario mencegah rumah sakit (RS) rujukan dan fasilitas layanan kesehatan lainnya di Jabar kolaps menyusul terus bertambahnya pasien COVID-19 di
Provinsi Jabar.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku, perbandingan tingkat kapasitas tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) RS rujukan COVID-19 di Jabar sudah cukup mengkhawatirkan.
“Kita (awalnya) di 29%, sekarang (naik ke 65%, beberapa daerah bahkan sudah mendekati 100%," ungkap Kang Emil di rumah dinasnya, Gedung Negara Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Senin (14/6/2021).
Di tengah situasi darurat tersebut, lanjut Kang Emil, pihaknya akan berupaya menambah kapasitas tempat tidur untuk pasien COVID-19 di setiap RS dari yang awalnya hanya 20% menjadi 30%, bahkan 40%."Nah harapannya jangan sampai kita kolaps," imbuh Kang Emil.
Jika upaya tersebut mentok, pihaknya sudah menyiapkan skenario lainnya, yakni mengaktifkan kembali gedung-gedung non-RS untuk menampung pasien COVID-19.
“Hotel dihidupkan lagi, gedung-gedung non-rumah sakit dihidupkan lagi. Kalau masih di rumah sakit, artinya kapasitas itu masih ada jadi jangan terlalu khawatir, tapi tetap waspada," tegas Kang Emil.
Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, pasien COVID-19 yang berjatuhan umumnya berasal dari kluster keluarga. Oleh karenanya, Kang Emil meminta warga Jabar untuk terus waspada.
"Klusternya mayoritas kluster keluarga. Jadi, walaupun tidak mudik ada kunjungan- kunjungan ke rumah-rumah itu ternyata (kasusnya) tinggi," ungkapnya.
Kang Emil pun berharap, lonjakan kasus COVID-19 di Jabar dapat segera ditekan. Karenanya, dia meminta, warga Jabar tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5 M, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
"Semua juga sudah jenuh, semua juga sudah bosan, tapi kalau nanti terjadi kedaruratan yang dirugikan kita juga. Kita harus WFH (work from home) lagi dari rumah, mall ditutup lagi, jam operasionalnya dibataai, jalan-jalan ditutup, dan sebagainya. Kita tidak menginginkan itu jadi berkepanjangan," tandasnya.
Provinsi Jabar.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku, perbandingan tingkat kapasitas tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) RS rujukan COVID-19 di Jabar sudah cukup mengkhawatirkan.
“Kita (awalnya) di 29%, sekarang (naik ke 65%, beberapa daerah bahkan sudah mendekati 100%," ungkap Kang Emil di rumah dinasnya, Gedung Negara Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Senin (14/6/2021).
Di tengah situasi darurat tersebut, lanjut Kang Emil, pihaknya akan berupaya menambah kapasitas tempat tidur untuk pasien COVID-19 di setiap RS dari yang awalnya hanya 20% menjadi 30%, bahkan 40%."Nah harapannya jangan sampai kita kolaps," imbuh Kang Emil.
Jika upaya tersebut mentok, pihaknya sudah menyiapkan skenario lainnya, yakni mengaktifkan kembali gedung-gedung non-RS untuk menampung pasien COVID-19.
“Hotel dihidupkan lagi, gedung-gedung non-rumah sakit dihidupkan lagi. Kalau masih di rumah sakit, artinya kapasitas itu masih ada jadi jangan terlalu khawatir, tapi tetap waspada," tegas Kang Emil.
Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, pasien COVID-19 yang berjatuhan umumnya berasal dari kluster keluarga. Oleh karenanya, Kang Emil meminta warga Jabar untuk terus waspada.
"Klusternya mayoritas kluster keluarga. Jadi, walaupun tidak mudik ada kunjungan- kunjungan ke rumah-rumah itu ternyata (kasusnya) tinggi," ungkapnya.
Kang Emil pun berharap, lonjakan kasus COVID-19 di Jabar dapat segera ditekan. Karenanya, dia meminta, warga Jabar tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5 M, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
"Semua juga sudah jenuh, semua juga sudah bosan, tapi kalau nanti terjadi kedaruratan yang dirugikan kita juga. Kita harus WFH (work from home) lagi dari rumah, mall ditutup lagi, jam operasionalnya dibataai, jalan-jalan ditutup, dan sebagainya. Kita tidak menginginkan itu jadi berkepanjangan," tandasnya.
(nic)