Kalau Gempa 8,7 M Terjadi, Ini Belasan Desa di Blitar Selatan yang Kena Tsunami
loading...
A
A
A
BLITAR - Jika terjadi guncangan gempa magnitudo 8,7 seperti disampaikan BMKG, maka sebanyak 4 kecamatan dengan 12 desa di wilayah Kabupaten Blitar berpotensi masuk zona merah tsunami.
Baca juga: Kerusakan Gempa Blitar Meluas, Ini Penampakan Kondisi Tujuh Kecamatan
"Keempat kecamatan itu adalah Panggungrejo, Wates, Bakung dan Wonotirto," ujar Kepala BPBD Kabupaten Blitar Achmad Cholik, Kamis (10/6/2021).
Baca juga: Sebanyak 1.240 Unit Rumah Rusak Akibat Gempa Blitar
Keempat kecamatan rawan bencana tsunami tersebut berada di kawasan Blitar Selatan. Di dalamnya ada 12 desa, yakni diantaranya Desa Serang dan Desa Sumbersih (Kecamatan Panggungrejo). Kemudian Desa Ringinrejo dan Desa Tugurejo (Kecamatan Wates), Desa Bululawang, Desa Plandirejo, Desa Sidomulyo, Desa Tumpakkepuh, dan Desa Tumpakoyot (Kecamatan Bakung).
Juga Desa Gununggede, Desa Ngadipuro dan Desa Tambakrejo (Kecamatan Wonotirto). Sebagian wilayah desa berada di pesisir laut selatan. Terdapat tiga pantai, yakni Pantai Serang, Pantai Tambakrejo dan Pantai Jolosutro yang selama ini menjadi destinasi wisata. "Salah satu indikator kerawanan adalah jumlah penduduk di daerah itu," terang Cholik.
Kabupaten Blitar disebut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai salah satu daerah yang berpotensi tsunami setinggi 18-29 meter jika terjadi gempa berkekuatan magnitudo 8,7. Dalam waktu 20-24 menit gelombang besar akan mencapai daratan. Sementara titik tertinggi gelombang, yakni 26-29 meter berada di wilayah pesisir Kabupaten Trenggalek.
Pemkab Blitar, kata Cholik terus berkoordinasi dengan BMKG. Sosialisasi terkait mitigasi bencana juga ditingkatkan. Sosialisasi menyasar kelompok muspika dan perangkat desa yang diharapkan dilanjutkan ke masyarakat.
Masyarakat diminta untuk tetap tenang. "Warga diminta tidak resah menyikapi informasi terkait potensi tsunami. Namun tetap waspada," terang Cholik.
Bupati Blitar Rini Syarifah menghimbau masyarakat Kabupaten Blitar tidak panik. Masyarakat juga dihimbau terus mengikuti update perkembangan informasi. Hingga saat ini upaya antisipasi mengurangi resiko bencana gempa dan tsunami terus dilakukan. "Yang dilakukan pemerintah daerah saat ini adalah meningkatkan sosialisasi sekaligus mengkampanyekan budaya mitigasi ke masyarakat," ujarnya.
Sementara belum lama BMKG Pusat juga mengunjungi Pantai Tambak Rejo di wilayah Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar. BMKG meninjau kesiapan jalur evakuasi serta fasilitas pendukung lain, yakni rambu peringatan, piranti Early Warning System serta titik kumpul.
Baca juga: Kerusakan Gempa Blitar Meluas, Ini Penampakan Kondisi Tujuh Kecamatan
"Keempat kecamatan itu adalah Panggungrejo, Wates, Bakung dan Wonotirto," ujar Kepala BPBD Kabupaten Blitar Achmad Cholik, Kamis (10/6/2021).
Baca juga: Sebanyak 1.240 Unit Rumah Rusak Akibat Gempa Blitar
Keempat kecamatan rawan bencana tsunami tersebut berada di kawasan Blitar Selatan. Di dalamnya ada 12 desa, yakni diantaranya Desa Serang dan Desa Sumbersih (Kecamatan Panggungrejo). Kemudian Desa Ringinrejo dan Desa Tugurejo (Kecamatan Wates), Desa Bululawang, Desa Plandirejo, Desa Sidomulyo, Desa Tumpakkepuh, dan Desa Tumpakoyot (Kecamatan Bakung).
Juga Desa Gununggede, Desa Ngadipuro dan Desa Tambakrejo (Kecamatan Wonotirto). Sebagian wilayah desa berada di pesisir laut selatan. Terdapat tiga pantai, yakni Pantai Serang, Pantai Tambakrejo dan Pantai Jolosutro yang selama ini menjadi destinasi wisata. "Salah satu indikator kerawanan adalah jumlah penduduk di daerah itu," terang Cholik.
Kabupaten Blitar disebut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai salah satu daerah yang berpotensi tsunami setinggi 18-29 meter jika terjadi gempa berkekuatan magnitudo 8,7. Dalam waktu 20-24 menit gelombang besar akan mencapai daratan. Sementara titik tertinggi gelombang, yakni 26-29 meter berada di wilayah pesisir Kabupaten Trenggalek.
Pemkab Blitar, kata Cholik terus berkoordinasi dengan BMKG. Sosialisasi terkait mitigasi bencana juga ditingkatkan. Sosialisasi menyasar kelompok muspika dan perangkat desa yang diharapkan dilanjutkan ke masyarakat.
Masyarakat diminta untuk tetap tenang. "Warga diminta tidak resah menyikapi informasi terkait potensi tsunami. Namun tetap waspada," terang Cholik.
Bupati Blitar Rini Syarifah menghimbau masyarakat Kabupaten Blitar tidak panik. Masyarakat juga dihimbau terus mengikuti update perkembangan informasi. Hingga saat ini upaya antisipasi mengurangi resiko bencana gempa dan tsunami terus dilakukan. "Yang dilakukan pemerintah daerah saat ini adalah meningkatkan sosialisasi sekaligus mengkampanyekan budaya mitigasi ke masyarakat," ujarnya.
Sementara belum lama BMKG Pusat juga mengunjungi Pantai Tambak Rejo di wilayah Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar. BMKG meninjau kesiapan jalur evakuasi serta fasilitas pendukung lain, yakni rambu peringatan, piranti Early Warning System serta titik kumpul.
(shf)