Cerita Tentang Pecel Blitar, Bung Karno, dan Revolusi Makanan Rakyat

Senin, 07 Juni 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
"Dengan kata lain, 'makanan Eropa' dikesankan sebagai standar dari cita rasa modern dan 'makanan kita' yang 'melarat' itu dikesankan sebagai standar dari cita rasa tradisional," tulis Fadly. Kotomi modern dan tradisional itu masih berlaku hingga sekarang. Kebanyakan orang Indonesia masih suka menyebut lemper, dodol, nagasari, cucur dan carabikang sebagai tradisional. Kemudian masih gemar menyebut taart, nastaart, dan kaastengel sebagai kue modern.

Kecintaan Bung Karno terhadap makanan tradisional ditunjukkan dengan proyek politik pangan nasional. Program "Empat Sehat, Lima Sempurna", dicanangkan. Negara menerapkan program Revolusi Makanan Rakyat. Lembaga yang bernama Operasi Buta Gizi, didirikan. Saat itu tahun 1964. Populasi rakyat Indonesia mencapai 103 juta jiwa. Tahun 1965 diprediksi akan naik lebih dari 105 juta jiwa. Produksi padi tidak lagi mencukupi konsumsi rakyat Indonesia.



Dalam pidato peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, Bung Karno menyebut sebagai tahun Vivere Pericoloso (Hidup penuh bahaya). Bung Karno menyerukan, rakyat yang biasa makan nasi 2-3 kali sehari untuk mengubah menu. Mencampur dengan jagung, ketela rambat, singkong, ubi, dan lain lain, yang itu dikatakan tidak akan merusak kesehatan.

"Kepada yang biasa makan nasi, 2-3 kali sehari saya serukan: Ubahlah menumu, campurlah dengan jagung, ketela rambat, singkong, ubi, dan lain-lain. Hanya ini yang kuminta mengubah menu, yang tidak akan merusak kesehatanmu," seru Bung Karno .

Upaya mengamankan kebutuhan pangan rakyat juga dilakukan Bung Karno dengan mengumpulkan seluruh resep makanan di nusantara. Semua racikan makanan mulai dari Sabang sampai Merauke dikumpulkan. Selama 1964-1966, terkumpul sebanyak 1.600 resep makanan dan minuman.



Dari Jawa terkumpul sejumlah 440 resep , dan itu menduduki posisi teratas. Disusul masyarakat Sumatera 184 resep, Sulawesi 95 resep, Bali 73 resep, Kalimantan 48 resep, Madura 41 resep, Nusatenggara 24 resep, Papua 16 resep, Maluku 13 resep, dan Timor 12 resep.

Seluruh resep makanan dan minuman nusantara tersebut terkodifikasi dalam buku berjudul "Mustika Rasa, Resep-resep Masakan Indonesia dari Sabang sampai Merauke". Mustika Rasa dinilai sebagai hasil kerja negara untuk rakyat yang seluruh proses pengerjaanya selaras berdasarkan Pancasila.

Ironisnya, Mustika Rasa terbit pada 8 Februari 1967. Yakni 12 hari (20 Februari 1967) detik-detik menjelang kekuasaan Presiden Soekarno berakhir, dan digantikan Jendral Soeharto.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2058 seconds (0.1#10.140)