Cerita Tentang Pecel Blitar, Bung Karno, dan Revolusi Makanan Rakyat

Senin, 07 Juni 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Sebetulnya bukan hanya Pecel. Bung Karno mencintai seluruh kuliner nusantara. Kecintaanya pada makanan tradisional Indonesia membuatnya gusar saat para perempuan di kabinetnya selalu menyuguhinya makanan Eropa. Kegusaran itu diungkapkan Bung Karno saat wawancara dengan jurnalis asing Cindy Adam.

Bung Karno mengatakan, "Sampai sekarang orang Indonesia masih terbawa-bawa oleh sifat rendah diri, yang masih saja mereka pegang teguh secara tidak sadar. Hal ini menyebabkan kemarahanku baru-baru ini".

Ia menjelaskan, "Wanita-wanita dari kabinetku selalu menyediakan jualan makanan Eropa . Kita mempunyai penganan enak kepunyaan kita sendiri, kataku dengan marah. Mengapa tidak itu saja dihidangkan?".

Disampaikan juga bagaimana usai kena semprot, mereka pada menginsafi diri. "Maaf Pak kata mereka dengan penyesalan. Tentu bikin malu kita saja. Kami rasa orang Barat memandang rendah pada makanan kita yang melarat," sambung Bung Karno dalam buku " Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia".



Yang dimaksud "penganan enak kepunyaan kita sendiri" seperti kata Soekarno adalah kue-kue berbahan lokal. Seperti singkong, ubi, jagung, tepung beras, dan tepung ketan. Yang menyebabkan para wanita di kabinetnya menganggap makanan Eropa lebih bergengsi daripada "makanan kita" yang dianggapnya melarat tampaknya tidak lepas dari pengaruh dan propaganda bahwa selera Eropa lebih unggul dari selera sendiri.

Dalam buku "Jejak Rasa Nusantara, Sejarah Makanan Indonesia ", Fadly Rahman menuliskan, bahan-bahan lokal terkesan sulit menyaingi dominasi bahan-bahan Eropa yang hingga 1950-an tetap gencar menanamkan pengaruhnya. "Rasa tidak percaya diri terhadap makanan sendiri dan lebih memuliakan selera Eropa juga tidak terlepas propaganda iklan seperti margarin yang masih berkuasa di media-media massa," tulis Fadly Rahman.

Margarin menjadi salah satu contoh bahan makanan fabrikasi Eropa, yang sukses membentuk sekaligus mengubah selera masak dan makan di belahan dunia . Termasuk Indonesia. Pengaruh margarin, kue basah seperti jenis taart dan kue kering seperti nastaart dan kastangel lebih disukai.



Bagi ibu rumah tangga margarin adalah pasangan masak yang agung. Menurut Fadly, pengutuban "makanan Eropa" dan "makanan kita" seperti dalam percakapan Soekarno menunjukkan sebentuk konstruksi berfikir terhadap "makanan ningrat" dan "makanan rakyat" dalam bentuk barunya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2177 seconds (0.1#10.140)