Pandemi, Angka Stunting di Cimahi Naik 1,73 Persen

Selasa, 01 Juni 2021 - 05:13 WIB
loading...
Pandemi, Angka Stunting di Cimahi Naik 1,73 Persen
Pemkot Cimahi menyalurkan seribu paket telur dan ayam kepada warga yang berpotensi stunting. SINDOnews/Adi
A A A
CIMAHI - Pemkot Cimahi menyalurkan seribu paket telur dan ayam kepada warga yang berpotensi stunting . Bantuan dari Dinas Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat itu dialokasikan ke tiga kelurahan di tiga kecamatan.

Yakni warga di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara, Kelurahan Cigugur Kecamatan Cimahi Tengah, dan Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan.

"Angka stunting di Cimahi sempat turun tapi karena ada pandemi COVID-19 , naik lagi. Makanya kita bantu pencegahan melalui bantuan ini," kata Plt Wali Kota Cimahi, Ngatiyana usai penyerahan simbolis, Senin (31/5/2021).

Disebutkannya, angka stunting di Kota Cimahi sejak tahun 2017 sudah mengalami penurunan sebanyak 15%. Kemudian pada tahun 2018 turun lagi ke angka 9,17%. Namun di tahun 2020 ketika terjadi pandemi COVID-19 angkanya justru naik kembali menjadi 10,9%. Namun demikian, prevalensi stunting di Cimahi masih memenuhi standar WHO yakni di bawah 16,5%.

Menurutnya, pandemi COVID-19 dengan segala permasalahan dan pembatasan aktivitas warga, berdampak kepada asupan gizi serta pemahaman masyarakat. Makanya pencegahan stunting dilakukan berbarengan dengan penanganan COVID-19.

Biasanya, lanjut Ngatiyana, kasus stunting terjadi saat anak mulai berada dari dalam kandungan. Seperti karena kekurangan asupan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan bagi perkembangan janin. Biasanya dipicu karena faktor ekonomi dan kemiskinan keluarganya.

"Pemerintah terus berupaya untuk memberikan bantuan kepada mereka, orang tua yang membutuhkan, dalam bentuk bahan makanan seperti telur dan ayam maupun ikan. Supaya anak-anak Cimahi ke depan terhindar dari stunting," pungkasnya. Baca: Gegara Adu Mulut, Warga Kediri Terluka Parah Dicangkul Teman Dekat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi Pratiwi menjelaskan, stunting atau kerdil adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita). Penyebabnya kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1.000 hari pertama kehidupan yaitu mulai dari janin hingga anak usia 23 bulan.

“Apabila tidak ditangani serius, stunting selain dapat menghambat pertumbuhan fisik juga akan mempengaruhi perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktifitas anak,” ujarnya. Baca Juga: Ngeyel Tetap Mudik Lebaran, 484 Pegawai Pemkot Semarang Akhirnya Dipecat.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2260 seconds (0.1#10.140)