Tradisi Rambi Bhele di Baubau, Mengusir Makhluk Jahat Kala Gerhana Bulan
loading...
A
A
A
BAUBAU - Masyarakat Kota Baubau , Sulawesi Tenggara ( Sultra ) bersuka cita menyambut gerhana bulan total yang disebut super blood moon , bahkan masyarakat setempat memiliki tradisi unik saat gerhana bulan terjadi, yakni tradisi "Rambi Bhele ".
Dalam tradisi itu, orang tua hingga anak anak-kecil membuat bunyi-bunyian, saat munculnya gerhana. Konon ceritanya, hal ini dilakukan agar bulan tidak habis dimakan oleh makluk jahat.
Tradisi Rambi Bhele atau pukul kaleng saat gerhana bulan terjadi, warga mulai anak kecil hingga orang tua keluar rumah dan membuat bunyi-bunyian. Salah satu kelurahan yang masih mempertahankan tradisi ini yaitu warga Kelurahan Tarafu, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Menurut cerita rakyat setempat, bunyi-bunyian sengaja dibuat oleh warga untuk mengusir makluk jahat seperti raksasa dan naga yang akan menelan bulan.
Bunyi-bunyian yang dihasilkan, di harapkan agar bulan purnama yang hampir hilang, bisa cepat utuh kembali. Selain itu, menurut warga setempat tradisi Rambi Bhele ini juga merupakan tradisi tolak bala.
“Bunyi-bunyian berasal dari media benda seperti, kaleng, panci, cerigen, hingga lesung. Mulai dibunyikan ketika fase awal gerhana bulan terjadi hingga gerhana bulan berakhir,” kata salah seorang warga, La ode muhamad asdi.
Namun sayangnya, seiring berkembangnya zaman tidak semua warga baubau melakukan lagi tradisi ini. “Sekarang hanya beberapa kelurahan saja yang melakukukan tradisi Rambi Bhele ini,” tuturnya.
Anak-anak hingga orang tua terlihat riang gembira melakukan mengikuti tradisi rambi bhele ini, bahkan warga membuat bunyi-bunyian dengan berkeliling kampung.
Dalam tradisi itu, orang tua hingga anak anak-kecil membuat bunyi-bunyian, saat munculnya gerhana. Konon ceritanya, hal ini dilakukan agar bulan tidak habis dimakan oleh makluk jahat.
Tradisi Rambi Bhele atau pukul kaleng saat gerhana bulan terjadi, warga mulai anak kecil hingga orang tua keluar rumah dan membuat bunyi-bunyian. Salah satu kelurahan yang masih mempertahankan tradisi ini yaitu warga Kelurahan Tarafu, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Menurut cerita rakyat setempat, bunyi-bunyian sengaja dibuat oleh warga untuk mengusir makluk jahat seperti raksasa dan naga yang akan menelan bulan.
Bunyi-bunyian yang dihasilkan, di harapkan agar bulan purnama yang hampir hilang, bisa cepat utuh kembali. Selain itu, menurut warga setempat tradisi Rambi Bhele ini juga merupakan tradisi tolak bala.
“Bunyi-bunyian berasal dari media benda seperti, kaleng, panci, cerigen, hingga lesung. Mulai dibunyikan ketika fase awal gerhana bulan terjadi hingga gerhana bulan berakhir,” kata salah seorang warga, La ode muhamad asdi.
Namun sayangnya, seiring berkembangnya zaman tidak semua warga baubau melakukan lagi tradisi ini. “Sekarang hanya beberapa kelurahan saja yang melakukukan tradisi Rambi Bhele ini,” tuturnya.
Anak-anak hingga orang tua terlihat riang gembira melakukan mengikuti tradisi rambi bhele ini, bahkan warga membuat bunyi-bunyian dengan berkeliling kampung.
(nic)