Tukang Becak dan Warga Miskin Sesaki Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Ada Apa?
loading...
A
A
A
TUBAN - Ratusan tukang becak dan warga, memadati Klenteng Kwan Sing Bio Kabupaten Tuban. Mereka rela mengantri dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, untuk mendapatkan beras dan angpao .
Langkah pembagian beras dan angpao untuk tukang becak dan warga kurang mampu ini, dilakukan pengurus Klenteng Kwan Sing Bio, untuk membantu meringankan beban masyarakat jelang lebaran di tengah pandemi COVID-19.
Sebanyak 568 kantong beras , yang masing-masing berisi beras 5 kg dan angpao, dibagikan kepada para tukang becak dan warga yang kurang mampu di sekitar klenteng terbesar se-Asia Tenggara.
Pembagian beras dan angpao ini, diawali dengan sembahyang umat Konghucu di depan altar. Selanjutnya, satu-persatu tukang becak dan warga yang telah membawa kupon diperiksa suhu tubuhnya, membersihkan tangan pakai handsanitizer, serta melewati camber disinfektan. Lalu mereka mengambil beras dan angpao , lalu langsung meninggalkan tempat untuk menghindari kerumunan.
Suwarno, salah satu tukang becak penerima beras dan angpao , mengaku sangat senang dan terima kasih mendapatkan beras serta angpao dari klenteng. "Sangat senang dapat beras dan angpao , bisa digunakan saat perayaan lebaran nanti," ujarnya senang.
Hal senanda juga diungkapkan Witoyo. Menurutnya, pembagian beras dan angpao jelang lebaran ini, sangat membantu warga di sekitar Klenteng Kwan Sing Bio. "Bantuan ini pastinya sangat membantu, apalagi sekarang semua serba sulit akibat pandemi COVID-19," terangnya.
Tokoh Konghuchu Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Handjono Tanzah mengatakan, sengaja membagikan paket beras sebanyak 568 kantong, beserta angpao, karena angka itu dinilai baik. "Dimulai dari angka lima yang melambangkan kebhinekaan ,dan tidak memandang golongan maupun agama. Kemudian angka enam yang diistilahkan luk atau jalan, serta angka delapan atau fakdjai yang berarti rejeki," ujarnya.
Bantuan yang disalurkan, membuktikan adanya toleransi dan kegotong royongan di tengah masyarakat, tidak melihat lagi suku, agama, ras, dan golongan. "Kami berharap, kesulitan yang dialami Bangsa Indonesia tahun ini, bisa memacu semangat rakyat Indonesia, agar tahun berikutnya bisa lebih kuat dan perekonomian semakin baik," tegasnya.
Langkah pembagian beras dan angpao untuk tukang becak dan warga kurang mampu ini, dilakukan pengurus Klenteng Kwan Sing Bio, untuk membantu meringankan beban masyarakat jelang lebaran di tengah pandemi COVID-19.
Sebanyak 568 kantong beras , yang masing-masing berisi beras 5 kg dan angpao, dibagikan kepada para tukang becak dan warga yang kurang mampu di sekitar klenteng terbesar se-Asia Tenggara.
Pembagian beras dan angpao ini, diawali dengan sembahyang umat Konghucu di depan altar. Selanjutnya, satu-persatu tukang becak dan warga yang telah membawa kupon diperiksa suhu tubuhnya, membersihkan tangan pakai handsanitizer, serta melewati camber disinfektan. Lalu mereka mengambil beras dan angpao , lalu langsung meninggalkan tempat untuk menghindari kerumunan.
Suwarno, salah satu tukang becak penerima beras dan angpao , mengaku sangat senang dan terima kasih mendapatkan beras serta angpao dari klenteng. "Sangat senang dapat beras dan angpao , bisa digunakan saat perayaan lebaran nanti," ujarnya senang.
Hal senanda juga diungkapkan Witoyo. Menurutnya, pembagian beras dan angpao jelang lebaran ini, sangat membantu warga di sekitar Klenteng Kwan Sing Bio. "Bantuan ini pastinya sangat membantu, apalagi sekarang semua serba sulit akibat pandemi COVID-19," terangnya.
Tokoh Konghuchu Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Handjono Tanzah mengatakan, sengaja membagikan paket beras sebanyak 568 kantong, beserta angpao, karena angka itu dinilai baik. "Dimulai dari angka lima yang melambangkan kebhinekaan ,dan tidak memandang golongan maupun agama. Kemudian angka enam yang diistilahkan luk atau jalan, serta angka delapan atau fakdjai yang berarti rejeki," ujarnya.
Bantuan yang disalurkan, membuktikan adanya toleransi dan kegotong royongan di tengah masyarakat, tidak melihat lagi suku, agama, ras, dan golongan. "Kami berharap, kesulitan yang dialami Bangsa Indonesia tahun ini, bisa memacu semangat rakyat Indonesia, agar tahun berikutnya bisa lebih kuat dan perekonomian semakin baik," tegasnya.
(eyt)