4.327 Personel Jaga 42 Pos Penyekatan di Provinsi Sulsel
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sebanyak 4.327 personel gabungan akan diturunkan menjaga sekitar 42 pos penyekatan di perbatasan pada Operasi Ketupat yang sudah resmi dimulai tepat pada pukul 00.00 Wita, (6-17/2021).
Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam menjabarkan operasi kali ini dititik beratkan pada tindak lanjut kebijakan pemerintah yang melarang kegiatan mudik lebaran guna menekan penyebaran virus Covid-19, serta varian virus yang mulai berkembang di beberapa negara.
"Kita melibatkan 4.327 personel Polri ditambah dengan pasukan TNI dan Pemda yang akan menjaga 42 titik penyekatan di batas-batas kabupaten kota. Selain Itu ada 48 pos pengamanan dan 27 pos pemantauan yang diisi personel gabungan," kata Merdisyam usai apel gelar pasukan di Lapangan Karebosi Makassar, Rabu, (5/5/2021).
Dia menjelaskan, ribuan aparat itu dikerahkan untuk memberikan jaminan keamanan dan pelayanan terbaik bagi masyarakat, sehingga dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 H dengan aman, nyaman, tertib juga lancar di masa pandemi ini.
"Ini operasi sebenarnya operasi pelayanan , penegakan hukum itu merupakan langkah terakhir. Kita mengimbau, menginginkan kesadaran masyarakat makanya kita perketat yang menjadi potensi kerumunan ataupun titik-titik keramaian," ungkap jenderal bintang dua ini.
Merdisyam menyatakan, operasi tersebut para petugas gabungan diinstruksikan mengedepankan upaya preventif, sosialisasi dan juga penegakan hukum selama masa operasi berjalan. "Tentunya disampaikan secara humanis dan persuasif," imbuhnya.
Lebih lanjut, Merdisyam bilang empat daerah yang masuk kategori aglomerasi yaitu Makassar, Maros, Gowa dan Takalar oleh pemerintah diberikan kelonggaran. Mengingat wilayah tersebut arus perpindahan tiap hari. "Tetapi selain empat kota tersebut kita lakukan pembatasan," ucapnya.
Meski begitu, masyarakat yang memiliki surat perjalanan dinas atau pekerjaan mengharuskan tiap saat melintas daerah, seperti jasa pengiriman bahan pokok diperbolehkan melintas. "Tentu kita koordinasi dengan dinas kesehatan pada pos- pos penyekatan di masing-masing titik," ujar Merdisyam.
Mantan Kapolda Sulawesi Tenggara ini menyebutkan fokus operasi juga dipusatkan pada titik keramaian, seperti pusat perbelanjaan modern dan tradisional. Menurut Merdisyam beberapa waktu terakhir mal, pasar, bandara, pelabuhan dan terminal cukup padat.
"Tapi setelah kami, bersama pemerintah dan jajaran TNI melakukan inspeksi ke tempat tersebut, sudah ada perubahan. Kita sudah atur sedemikian rupa, sehingga jalur in-out atau masuk keluarnya berimbang di dalam (tempat perbelanjaan) tidak terjadi penumpukan," paparnya.
Dia berharap masyarakat bisa mengerti kondisi pengamanan ekstra serta larangan mudik tersebut, sebab menurutnya itu langkah bijak pemerintah untuk menekan laju penyebaran virus. "Kita dapat mencegah adanya kluster mudik," jelas Merdisyam.
Di sisi lain, lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991 itu mengingatkan masyarakat untuk tetap mawas diri terhadap tindakan kejahatan selama masa mudik. Menurut Merdisyam, kecenderungan pelaku kejahatan memanfaatkan situasi.
"Tren kejahatan menjelang lebaran ini terjadi kenaikan, karena kenapa ada terdesak dengan kebutuhan ekonomi. Kita melakukan antisipasi dengan melakukan patroli bersama, gabungan dan juga pengamanan di titik-titik tertentu yang sudah kami analisa," tukasnya.
Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengaku peran serta masyarakat dalam menekan laju virus, utamanya kemunculan varian virus baru di India sangat diharapkan. "Itu yang ganas, virus B1617 itulah yang meledak di India, sekarang terdeteksi pergerakannya di Jakarta," jelasnya.
Dia bilang upaya pengetatan dalam bagian operasi ketupat selama dua pekan kedepannya jadi kunci antisipasi. "Karena kita tidak mau terjadi (virus varian baru masuk) di Sulawesi Selatan, termasuk di Indonesia pada umumnya, beberapa negara juga menunjukan grafik kenaikan cepat adalah B1617 itu," ujar Sudirman.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam menjabarkan operasi kali ini dititik beratkan pada tindak lanjut kebijakan pemerintah yang melarang kegiatan mudik lebaran guna menekan penyebaran virus Covid-19, serta varian virus yang mulai berkembang di beberapa negara.
"Kita melibatkan 4.327 personel Polri ditambah dengan pasukan TNI dan Pemda yang akan menjaga 42 titik penyekatan di batas-batas kabupaten kota. Selain Itu ada 48 pos pengamanan dan 27 pos pemantauan yang diisi personel gabungan," kata Merdisyam usai apel gelar pasukan di Lapangan Karebosi Makassar, Rabu, (5/5/2021).
Dia menjelaskan, ribuan aparat itu dikerahkan untuk memberikan jaminan keamanan dan pelayanan terbaik bagi masyarakat, sehingga dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 H dengan aman, nyaman, tertib juga lancar di masa pandemi ini.
"Ini operasi sebenarnya operasi pelayanan , penegakan hukum itu merupakan langkah terakhir. Kita mengimbau, menginginkan kesadaran masyarakat makanya kita perketat yang menjadi potensi kerumunan ataupun titik-titik keramaian," ungkap jenderal bintang dua ini.
Merdisyam menyatakan, operasi tersebut para petugas gabungan diinstruksikan mengedepankan upaya preventif, sosialisasi dan juga penegakan hukum selama masa operasi berjalan. "Tentunya disampaikan secara humanis dan persuasif," imbuhnya.
Lebih lanjut, Merdisyam bilang empat daerah yang masuk kategori aglomerasi yaitu Makassar, Maros, Gowa dan Takalar oleh pemerintah diberikan kelonggaran. Mengingat wilayah tersebut arus perpindahan tiap hari. "Tetapi selain empat kota tersebut kita lakukan pembatasan," ucapnya.
Meski begitu, masyarakat yang memiliki surat perjalanan dinas atau pekerjaan mengharuskan tiap saat melintas daerah, seperti jasa pengiriman bahan pokok diperbolehkan melintas. "Tentu kita koordinasi dengan dinas kesehatan pada pos- pos penyekatan di masing-masing titik," ujar Merdisyam.
Mantan Kapolda Sulawesi Tenggara ini menyebutkan fokus operasi juga dipusatkan pada titik keramaian, seperti pusat perbelanjaan modern dan tradisional. Menurut Merdisyam beberapa waktu terakhir mal, pasar, bandara, pelabuhan dan terminal cukup padat.
"Tapi setelah kami, bersama pemerintah dan jajaran TNI melakukan inspeksi ke tempat tersebut, sudah ada perubahan. Kita sudah atur sedemikian rupa, sehingga jalur in-out atau masuk keluarnya berimbang di dalam (tempat perbelanjaan) tidak terjadi penumpukan," paparnya.
Dia berharap masyarakat bisa mengerti kondisi pengamanan ekstra serta larangan mudik tersebut, sebab menurutnya itu langkah bijak pemerintah untuk menekan laju penyebaran virus. "Kita dapat mencegah adanya kluster mudik," jelas Merdisyam.
Di sisi lain, lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991 itu mengingatkan masyarakat untuk tetap mawas diri terhadap tindakan kejahatan selama masa mudik. Menurut Merdisyam, kecenderungan pelaku kejahatan memanfaatkan situasi.
"Tren kejahatan menjelang lebaran ini terjadi kenaikan, karena kenapa ada terdesak dengan kebutuhan ekonomi. Kita melakukan antisipasi dengan melakukan patroli bersama, gabungan dan juga pengamanan di titik-titik tertentu yang sudah kami analisa," tukasnya.
Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengaku peran serta masyarakat dalam menekan laju virus, utamanya kemunculan varian virus baru di India sangat diharapkan. "Itu yang ganas, virus B1617 itulah yang meledak di India, sekarang terdeteksi pergerakannya di Jakarta," jelasnya.
Dia bilang upaya pengetatan dalam bagian operasi ketupat selama dua pekan kedepannya jadi kunci antisipasi. "Karena kita tidak mau terjadi (virus varian baru masuk) di Sulawesi Selatan, termasuk di Indonesia pada umumnya, beberapa negara juga menunjukan grafik kenaikan cepat adalah B1617 itu," ujar Sudirman.
(agn)