Okupansi Hotel di Jawa Timur Mulai Terdongkrak Naik
loading...
A
A
A
SURABAYA - Tingkat penghunian kamar atau okupansi hotel di Jawa Timur (Jatim), khususnya Surabaya mulai bergerak naik. Data Badan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, okupansi hotel berbintang pada Maret 2021 mencapai 40,20%, naik 3,81% dibandingkan Februari 2021 yang sebesar 36,39%.
Sedangkan Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) untuk hotel berbintang pada Maret 2021 adalah 1,55 hari. Ini berarti pada umumnya rata-rata lama tamu menginap, baik tamu asing maupun tamu Indonesia, di hotel berbintang selama satu hingga dua hari.
Baca juga: SHM Tiba-tiba Berubah Nama, Wartawan Ini Berjuang Mencari Keadilan
“Angka RLMT tamu asing yang berkunjung ke Jatim dan menginap di hotel berbintang tercatat 2,69 hari,” kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Selasa (4/5/2021).
Hal tersebut, lanjut dia, dapat diartikan rata-rata tamu asing yang menginap di hotel berbintang yang ada di Jatim pada bulan Maret 2021 tercatat selama 2 hingga 3 hari. Sedangkan untuk tamu Indonesia mempunyai angka RLMT selama 1,55 hari. “Artinya rata-rata lamanya tamu Indonesia yang menginap di hotel berbintang yang ada di Jatim selama 1 hingga 2 hari,” terangnya.
Baca juga: Masih Pandemi, Pemprov Jatim Gratiskan Biaya Sewa Empat Rusunawa Selama Dua Bulan
Sementara itu, pengusaha perhotelan di Surabaya optimistis okupansi selama momen libur Lebaran bisa naik hingga 70%. Ini seiring dengan adanya larangan mudik oleh pemerintah. “Pada momen Ramadhan tahun ini cukup membuat industri perhotelan di Surabaya merasa sedikit bernafas setelah sempat drop akibat pandemi,” kata General Manager Grand Mercure Surabaya City Eksi Ayuningtyas.
Pihaknya melihat, saat ini bisnis hotel semakin membaik meskipun tidak drastis, tapi jauh lebih baik dari tahun lalu. Untuk okupansi saat ini di Grand Mercure Surabaya City sendiri bahkan sudah mampu mencapai 80%. Okupansi tersebut didongkrak oleh potensi pasar meeting, incentive, convention, exhibition (MICE). “Tingkat okupansi ini sudah merupakan pertanda kita sudah mulai bergerak,” terangnya.
Sedangkan Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) untuk hotel berbintang pada Maret 2021 adalah 1,55 hari. Ini berarti pada umumnya rata-rata lama tamu menginap, baik tamu asing maupun tamu Indonesia, di hotel berbintang selama satu hingga dua hari.
Baca juga: SHM Tiba-tiba Berubah Nama, Wartawan Ini Berjuang Mencari Keadilan
“Angka RLMT tamu asing yang berkunjung ke Jatim dan menginap di hotel berbintang tercatat 2,69 hari,” kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Selasa (4/5/2021).
Hal tersebut, lanjut dia, dapat diartikan rata-rata tamu asing yang menginap di hotel berbintang yang ada di Jatim pada bulan Maret 2021 tercatat selama 2 hingga 3 hari. Sedangkan untuk tamu Indonesia mempunyai angka RLMT selama 1,55 hari. “Artinya rata-rata lamanya tamu Indonesia yang menginap di hotel berbintang yang ada di Jatim selama 1 hingga 2 hari,” terangnya.
Baca juga: Masih Pandemi, Pemprov Jatim Gratiskan Biaya Sewa Empat Rusunawa Selama Dua Bulan
Sementara itu, pengusaha perhotelan di Surabaya optimistis okupansi selama momen libur Lebaran bisa naik hingga 70%. Ini seiring dengan adanya larangan mudik oleh pemerintah. “Pada momen Ramadhan tahun ini cukup membuat industri perhotelan di Surabaya merasa sedikit bernafas setelah sempat drop akibat pandemi,” kata General Manager Grand Mercure Surabaya City Eksi Ayuningtyas.
Pihaknya melihat, saat ini bisnis hotel semakin membaik meskipun tidak drastis, tapi jauh lebih baik dari tahun lalu. Untuk okupansi saat ini di Grand Mercure Surabaya City sendiri bahkan sudah mampu mencapai 80%. Okupansi tersebut didongkrak oleh potensi pasar meeting, incentive, convention, exhibition (MICE). “Tingkat okupansi ini sudah merupakan pertanda kita sudah mulai bergerak,” terangnya.
(msd)