COVID-19 di India Mengkhawatirkan, Satgas Minta Masyarakat Jangan Abai
loading...
A
A
A
BANDUNG - Satgas COVID-19 Jawa Barat minta masyarakat jangan abai dan lengah atas pandemi COVID-19 . Tsunami COVID-19 yang terjadi di India, mestinya menjadi pelajaran dan pengalaman bagi masyarakat, jangan sampai terjadi di Indonesia.
Ketua Harian Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Jawa Barat Daud Achmad mengatakan, dengan jumlah penduduk paling banyak di Indonesia, dia khawatir lonjakan kasus akan terjadi di Jawa Barat bila warga abai terhadap prokes.
"Kami tak mau kecolongan seperti kasus di India," ucap Daud saat mengunjungi Laboratorium Kesehatan (Labkes) Provinsi Jawa Barat.
Dia mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga protokol kesehatan. Dia mengingatkan bahwa tragedi yang terjadi di India akibat lalainya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Ketika India berhasil menekan angka Covid-19, mereka langsung berpuas diri dan abai dengan protokol kesehatan," katanya dalam siaran persnya.
Daud juga mengingatkan warga agar menghindari kerumunan dan kegiatan-kegiatan meski yang merupakan tradisi tahunan.
"Jika tidak, bisa kita ketahui bersama India sangat mengkhawatirkan. Jadi harus tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan terus menjaga imun tubuh," katanya.
Pada kesempatan itu, Daud mengapresiasi dan memotivasi tenaga medis khususnya yang berada di Labkes Jawa Barat.
Menurutnya mereka sudah bekerja keras dalam perjuangan menekan penyebaran COVID-19 di Jawa Barat.
"Saya sangat mengapresiasi kepada Labkes Provinsi yang selama ini begitu banyak membantu dalam penanganan COVID-19. Termasuk juga memperoleh data masyarakat yang terpapar virus dari mana saja. Sehingga membantu kita dalam penanganannya," kata Daud.
Terlebih, menurutnya para tenaga kerja di Labkes Jawa Barat ini bekerja 24 jam nonstop. "Bahkan ketika harus pergi ke luar kota, mereka tak pernah mengeluh dan langsung bergerak cepat. Karena itulah sekali lagi saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada para pejuang di Labkes Jabar ini," katanya.
Seperti diketahui bersama, sejak pandemi COVID-19 memasuki Indonesia, Labkes Jawa Barat menjadi garda terdepan dalam penanganan khususnya di Jawa Barat.
Terlebih sejak metode polymerase chain reaction (PCR) dinilai sebagai metode pendeteksi COVID-19 yang lebih akurat dibanding rapid test.
Baca juga: Gagas Layanan Swab PCR, Injabar Unpad Pangkas Waktu dan Biaya Pengetesan
Metode ini dilakukan dengan pengambilan sampel lewat swab (usap) belakang tenggorokan, atau saluran pernapasan lain. Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan beberapa tahapan.
Baca juga: Ramadhan, Anggota DPR Bagikan Ribuan Paket Takjil-Sembako di Bandung
Sampel virus dari bebagai lokasi dikirim ke Balai Pengembangan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat.
Berbagai tahap pemeriksaan mulai dari ekstraksi, real time PCR, hingga interpretasi dilakukan. Setelah verifikasi dan validasi, hasil dari sampel tersebut dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Jawa Barat baik yang positif maupun negatif.
Ketua Harian Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Jawa Barat Daud Achmad mengatakan, dengan jumlah penduduk paling banyak di Indonesia, dia khawatir lonjakan kasus akan terjadi di Jawa Barat bila warga abai terhadap prokes.
"Kami tak mau kecolongan seperti kasus di India," ucap Daud saat mengunjungi Laboratorium Kesehatan (Labkes) Provinsi Jawa Barat.
Dia mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga protokol kesehatan. Dia mengingatkan bahwa tragedi yang terjadi di India akibat lalainya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Ketika India berhasil menekan angka Covid-19, mereka langsung berpuas diri dan abai dengan protokol kesehatan," katanya dalam siaran persnya.
Daud juga mengingatkan warga agar menghindari kerumunan dan kegiatan-kegiatan meski yang merupakan tradisi tahunan.
"Jika tidak, bisa kita ketahui bersama India sangat mengkhawatirkan. Jadi harus tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan terus menjaga imun tubuh," katanya.
Pada kesempatan itu, Daud mengapresiasi dan memotivasi tenaga medis khususnya yang berada di Labkes Jawa Barat.
Menurutnya mereka sudah bekerja keras dalam perjuangan menekan penyebaran COVID-19 di Jawa Barat.
"Saya sangat mengapresiasi kepada Labkes Provinsi yang selama ini begitu banyak membantu dalam penanganan COVID-19. Termasuk juga memperoleh data masyarakat yang terpapar virus dari mana saja. Sehingga membantu kita dalam penanganannya," kata Daud.
Terlebih, menurutnya para tenaga kerja di Labkes Jawa Barat ini bekerja 24 jam nonstop. "Bahkan ketika harus pergi ke luar kota, mereka tak pernah mengeluh dan langsung bergerak cepat. Karena itulah sekali lagi saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada para pejuang di Labkes Jabar ini," katanya.
Seperti diketahui bersama, sejak pandemi COVID-19 memasuki Indonesia, Labkes Jawa Barat menjadi garda terdepan dalam penanganan khususnya di Jawa Barat.
Terlebih sejak metode polymerase chain reaction (PCR) dinilai sebagai metode pendeteksi COVID-19 yang lebih akurat dibanding rapid test.
Baca juga: Gagas Layanan Swab PCR, Injabar Unpad Pangkas Waktu dan Biaya Pengetesan
Metode ini dilakukan dengan pengambilan sampel lewat swab (usap) belakang tenggorokan, atau saluran pernapasan lain. Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan beberapa tahapan.
Baca juga: Ramadhan, Anggota DPR Bagikan Ribuan Paket Takjil-Sembako di Bandung
Sampel virus dari bebagai lokasi dikirim ke Balai Pengembangan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat.
Berbagai tahap pemeriksaan mulai dari ekstraksi, real time PCR, hingga interpretasi dilakukan. Setelah verifikasi dan validasi, hasil dari sampel tersebut dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Jawa Barat baik yang positif maupun negatif.
(boy)