7 KRI dan Kapal Singapura-Malaysia Manuver di Selat Bali Ada Apa?

Senin, 26 April 2021 - 21:13 WIB
loading...
7 KRI dan Kapal Singapura-Malaysia Manuver di Selat Bali Ada Apa?
Tujuh Kapal Perang Indonesia (KRI) termasuk KRI Soeharso 990, Senin (26/4/2021) siang berlabuh di Pos SAR Dermaga Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto iNews TV/Eris U
A A A
BANYUWANGI - Sebanyak tujuh Kapal Perang Indonesia (KRI) termasuk KRI Soeharso 990 yang menjadi markas komando pencarian dan evakuasi KRI Nanggala 402 , Senin (26/4/2021) siang berlabuh di Pos SAR Dermaga Tanjungwangi, Banyuwangi , Jawa Timur. Selain itu ada dua kapal negara sahabat turut beriringan diantara ke 7 KRI tersebut dari arah utara memasuki Selat Bali.

Ketujuh KRI tersebut adalah KRI Soeharso 990, KRI Osward Siahaan 354, KRI Rigel 933, KRI Pulau Rimau 724, KRI Bontang 907, KRI Soputan 923 dan KRI Hiu 634.

Sementara dua kapal bantuan dari negara sahabat yakni MV Swift Resceu dari Singapura dan MV Mega Bakti dari Malaysia.

Tiga kapal bantuan SAR Basarnas dan empat kapal Ditpolair Baharkam Polri juga sudah berlabuh di Dermaga Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi beberapa jam sebelumnya.

Hingga kini belum ada informasi mengenai hasil evakuasi awak dan kapal selam TNI AL KRI Nanggala 402.

Baca: Evakuasi KRI Nanggala-402, Panglima TNI Akan Berkoordinasi dengan ISMERLO


Namun terpantau sesaat setelah KRI Soeharso 990 berlabuh beberapa anggota TNI AL terlihat membawa dari dalam KRI Soeharso 990 sejumlah kardus dan tas yang kemudian dimasukan kedalam mobil ambulans milik TNI AL.

Terpantau juga selain melakukan pembekalan dengan mengisi bahan bakar juga menerima suplai obat – obatan dan barang lainnya yang dimasukan ke dalam KRI Soeharso 990 yang menjadi markas komando evakuasi awak dan Kapal Selam TNI AL KRI Nanggala 402.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan akan berkoordinasi dengan International Submarine Escape And Rescue Leaison Office (ISMERLO) berkaitan dengan langkah selanjutnya terhadap KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan utara Bali. Hal ini disampaikannya setelah kapal selam KRI Nanggala-402 ditemukan di kedalaman 838 meter di selatan tempat tenggelam pertama kali.


“Selanjutnya pemerintah Indonesia akan berkoordinasi dengan ISMERLO untuk mengupayakan langkah selanjutnya. Hal ini diperlukan karena untuk mengevakuasi KRI Nanggala 402 tentunya diperlukan kerjasama internasional,” katanya, Minggu (25/4/2021)
(sms)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2088 seconds (0.1#10.140)