Misteri Hutan di Kutai Kartanegara, Bicara Sembarangan Bisa Tersesat dan Hilang
loading...
A
A
A
Baca juga: Jejak Sunan Kalijaga di Bukit Surowiti Gresik
Agar tidak tersesat, Pak Map biasanya membawa cermin saat memasuki hutan. Tujuannya agar tidak diganggu oleh penghuni hutan tersebut.
“Aku selalu bawa cermin supaya tidak diganggu. Karena cermin memantulkan bentuk asli sehingga penghuni gaib tidak bisa menipu pandangan kita,” sambungnya.
Baca juga: Masjid Cheng Ho, Seperti Pagoda dan Filosofi Kakbah serta Perjalanan Wali Songo
Hutan Desa Genting Tanah ini berubah status menjadi hutan desa pada tahun 2020 lalu. Upaya perambahan sudah sering terjadi sejak lama.
Warga desa kompak menjaga hutan mereka dari ancaman perambahan. Hingga kini, hutan tersebut terjaga dengan baik.
Agar tidak tersesat, Pak Map biasanya membawa cermin saat memasuki hutan. Tujuannya agar tidak diganggu oleh penghuni hutan tersebut.
“Aku selalu bawa cermin supaya tidak diganggu. Karena cermin memantulkan bentuk asli sehingga penghuni gaib tidak bisa menipu pandangan kita,” sambungnya.
Baca juga: Masjid Cheng Ho, Seperti Pagoda dan Filosofi Kakbah serta Perjalanan Wali Songo
Hutan Desa Genting Tanah ini berubah status menjadi hutan desa pada tahun 2020 lalu. Upaya perambahan sudah sering terjadi sejak lama.
Warga desa kompak menjaga hutan mereka dari ancaman perambahan. Hingga kini, hutan tersebut terjaga dengan baik.
(boy)