Pandemi, Omzet Penjualan Pernak Pernik Lebaran Belum Menggembirakan

Jum'at, 23 April 2021 - 10:39 WIB
loading...
Pandemi, Omzet Penjualan Pernak Pernik Lebaran Belum Menggembirakan
Iman Bintoro saat membuat pernak-pernik lebaran di rumahnya di Tegalrejo, Argomulyo, Salatiga. Foto/Ist
A A A
SALATIGA - Pandemi COVID-19 yang tak kunjung berakhir berdampak negatif bagi pelaku usaha, termasuk perajin pernak-pernik ramadhan dan lebaran di Salatiga.

Omzet penjualan anjlok dibanding saat Ramadan sebelum pandemi. Peminat pernak-pernik maupun hiasan dekorasi masjid, musala maupun rumah pada ramadhan tahun ini mengalami penurunan.

"Tahun ini sepi. Menurun drastis dibanding sebelum corona," kata pengrajin pernak-pernik ramadhan dan dekorasi, Iman Bintoro, warga Perumahan Tegal Rejo Permai Gang 5 nomor 71 Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jumat (23/4/2021).

Dia menuturkan, sebelum pandemi COVID-19, dirinya memiliki banyak pelanggan dan bisa melayani pembuatan pernak pernik kebutuhan Ramadan atau Idul Fitri.

Dalam pembuatan hiasan masjid pembeli dibebaskan memesan barang paket maupun perbiji sesuai kebutuhan konsumen.

"Karena situasi pandemi saya tidak berani menjual paket. Yang penting bisa survive dan laku. Setiap pemesan dalam jumlah banyak maksimal tiga hari selesai," katanya.

Saat ini, Imam hanya mampu menjual maksimal 50 item dari beragam model yang ditawarkan atau sistemnya kombinasi. Sejauh ini, pemesan banyak datang dari Kota Semarang, Solo, Salatiga, dan Magelang.

Iman bercerita, untuk masing-masing jenis hiasan dekorasi seperti bentuk ketupat, bedug, maupun replika mushola dihargai mulai Rp25.000 hingga Rp80.000 tergantung kesulitan pembuatan.

Dia mengungkapkan, dalam memasarkan produknya, memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram dan Whatsapp.

"Kalau tahun lalu malah tidak ada pemesan sama sekali, ramadhan tahun ini jauh lebih baik," tuturnya.

Dia menerangkan, dalam pembuatan pernak pernik dekorasi masjid memanfaatkan bahan baku mulai bambu, solasi kertas, kain, kawat, dan bekas botol kecap untuk membuat bentuk yang diinginkan.

Baca juga: Wujudkan WBK dan WBBM, 19 Satker Polda DIY Tanda Tangani Pakta Integritas

"Bambu saya beli dari penjual di Ngablak Magelang. Karena harus khusus yang umurnya tidak lebih dari dua tahun jadi mudah untuk dibentuk," ujarnya.

Dia berharap, pandemi COVID-19 segera berakhir agar semua sektor kehidupan bisa pulih kembali dan jauh lebih baik.

Baca juga: Dinas Pertanian Sleman Diminta Edukasi Petani Milenial untuk Tingkatkan Produksi

"Mudah-mudahan pandemi COVID-19 segera berlalu. Dampaknya sangat luas bagi kehidupan. Sekarang bisa bertahan dan mendapatkan order sudah baik," ujarnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2019 seconds (0.1#10.140)