Bangunan Candi Peninggalan Ratu Shima di Abad ke-7 Ditemukan di Pekarangan Warga Rowosari Kendal
loading...
A
A
A
KENDAL - Bangunan berupa susunan batu bata mirip candi ditemukan di Dusun Boto Tumpang, Desa Karangsari, Kecamatan Rowosari, Kendal , Jawa Tengah. Susunan batu mirip candi tersebut diduga merupakan bangunan peninggalan Hindu-Budha era 630 masehi atau abad ke-7 sebelum Kerajaan Mataram kuno atau di era Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga.
Suprabowo warga yang menemukan mengatakan, bangunan mirip candi ditemukan saat dia menggali pekarangan depan rumahnya untuk tempat pembuangan sampah sedalam 1 meter.
Namun dia menemukan batu bata yang tertata rapi sehingga penggalian tidak diteruskan dengan alasan khawatir terjadi sesuatu. Hingga akhirnya ada Tim Arkeolog yang menunjuk halaman depan rumahnya diduga terpendam bangunan peninggalan sejarah berupa candi.
Baca Juga: Kisah Ratu Shima dan Masuknya Islam di Tanah Jawa
Dua lokasi penemuan susunan batu ini pun kembal digali Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Hingga kini sudah tergali sedalam 4 meter dan menemukan bangunan benteng utama candi setinggi 3 meter.
“Mudah mudahan penemuan bangunan sejarah ini bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah agar menjadi tempat wisata sejarah baru di Kendal,” kata Suprabowo, Kamis (22/4/2021)
Sementara Ketua Tim Penelitian Puslitarkenas Agustijanto Indrajaja mengatakan awal penemuan kedua candi tersebut pada 2018 lalu. Saat itu pihaknya melakukan pencarian dan penelitian peninggalan Hindu-Budha di sepanjang pantai utara Jawa Tengah dari Kabupaten Brebes hingga Rembang.
"Berdasarkan tema besar ini pihaknya ingin tahu bagaimana pengaruh Hindu-Budha di Jawa Tengah. Salah satu titik bangunan candi berupa tumpukan batu bata atau boto tumpang dengan luas perkiraan 24x24 meter persegi dan ketinggian mencapai 3-4 meter. Penggalian sempat terhenti pada 2020 karena terdampak pandemi COVID-19 sehingga diteruskan pada 2021," kata dia.
Baca : Heboh! 3 Kerangka Manusia di Situs Kumitir Buka Tabir Rahasia Era Kerajaan Majapahit
Bentuk candi, kata dia, ada tangga masuk, ketinggian dari lantai hampir tiga meter karena di bagian pesisir pantai kebanyakan candi berupa boto tumpang.
"Jika dilihat profilnya ada bangunan setengah lingkaran yang mirip dengan Candi Batujaya Karawang yang sudah diteliti pada 2000. Dimungkinkan sama yaitu dibangun di Abad ke-6 atau 7 dimana sudah ada Kerajaan Keling atau Kalingga dengan Ratu Shima," ungkap Agustijanto Indrajaja.
Dengan penemuan ini pihaknya mengajak Pemerintah Kabupaten Kendal duduk bersama agar peninggalan sejarah ini bisa dilestarikan.
"Harapannya bisa dipugar dan dilestarikan dan dibuat wisata budaya yang unik ini adalah Candi Pra Mataram yang dijadikan sebagai tempat stupa pemujaan pada zamannya," timpalnya.
Selain di Rowosari, lanjut dia, Puslitarkenas juga menemukan dan menggali beberapa titik temuan candi di Trisobo Kecamatan Boja dan Tegalsari Kecamatan Kangkung Kompleks tersebut kini menjadi cagar budaya. "Situs boto tumpang dilindungi oleh Undang-undang RI Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah," tandasnya.
Suprabowo warga yang menemukan mengatakan, bangunan mirip candi ditemukan saat dia menggali pekarangan depan rumahnya untuk tempat pembuangan sampah sedalam 1 meter.
Namun dia menemukan batu bata yang tertata rapi sehingga penggalian tidak diteruskan dengan alasan khawatir terjadi sesuatu. Hingga akhirnya ada Tim Arkeolog yang menunjuk halaman depan rumahnya diduga terpendam bangunan peninggalan sejarah berupa candi.
Baca Juga: Kisah Ratu Shima dan Masuknya Islam di Tanah Jawa
Dua lokasi penemuan susunan batu ini pun kembal digali Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Hingga kini sudah tergali sedalam 4 meter dan menemukan bangunan benteng utama candi setinggi 3 meter.
“Mudah mudahan penemuan bangunan sejarah ini bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah agar menjadi tempat wisata sejarah baru di Kendal,” kata Suprabowo, Kamis (22/4/2021)
Sementara Ketua Tim Penelitian Puslitarkenas Agustijanto Indrajaja mengatakan awal penemuan kedua candi tersebut pada 2018 lalu. Saat itu pihaknya melakukan pencarian dan penelitian peninggalan Hindu-Budha di sepanjang pantai utara Jawa Tengah dari Kabupaten Brebes hingga Rembang.
"Berdasarkan tema besar ini pihaknya ingin tahu bagaimana pengaruh Hindu-Budha di Jawa Tengah. Salah satu titik bangunan candi berupa tumpukan batu bata atau boto tumpang dengan luas perkiraan 24x24 meter persegi dan ketinggian mencapai 3-4 meter. Penggalian sempat terhenti pada 2020 karena terdampak pandemi COVID-19 sehingga diteruskan pada 2021," kata dia.
Baca : Heboh! 3 Kerangka Manusia di Situs Kumitir Buka Tabir Rahasia Era Kerajaan Majapahit
Bentuk candi, kata dia, ada tangga masuk, ketinggian dari lantai hampir tiga meter karena di bagian pesisir pantai kebanyakan candi berupa boto tumpang.
"Jika dilihat profilnya ada bangunan setengah lingkaran yang mirip dengan Candi Batujaya Karawang yang sudah diteliti pada 2000. Dimungkinkan sama yaitu dibangun di Abad ke-6 atau 7 dimana sudah ada Kerajaan Keling atau Kalingga dengan Ratu Shima," ungkap Agustijanto Indrajaja.
Dengan penemuan ini pihaknya mengajak Pemerintah Kabupaten Kendal duduk bersama agar peninggalan sejarah ini bisa dilestarikan.
"Harapannya bisa dipugar dan dilestarikan dan dibuat wisata budaya yang unik ini adalah Candi Pra Mataram yang dijadikan sebagai tempat stupa pemujaan pada zamannya," timpalnya.
Selain di Rowosari, lanjut dia, Puslitarkenas juga menemukan dan menggali beberapa titik temuan candi di Trisobo Kecamatan Boja dan Tegalsari Kecamatan Kangkung Kompleks tersebut kini menjadi cagar budaya. "Situs boto tumpang dilindungi oleh Undang-undang RI Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah," tandasnya.
(sms)