Kilang Plaju Kurangi Produksi Secara Bertahap

Minggu, 19 April 2020 - 12:51 WIB
loading...
Kilang Plaju Kurangi...
Pertamina memanfaatkan penurunan permintaan BBM secara nasional untuk melakukan perawatan kilang minyak. Foto/Ilustrasi
A A A
PALEMBANG - PT Pertamina (Persero) segera melakukan pemeliharaan kilang dalam negeri sekaligus menurunkan kapasitas operasi kilang untuk menjaga keseimbangan produksi serta kapasitas penampungan (storage) kilang yang telah mencapai level optimum.

Hal ini menyikapi menurunnya permintaan bahan bakar minyak (BBM) domestik akibat pandemi Covid-19.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyatakan, situasi penurunan permintaan tajam ini mungkin belum pernah terjadi sebelumnya, dan tentu saja akan berdampak besar terhadap keuangan Pertamina.

Karenanya, kata dia, berbagai penyesuaian harus dilakukan dalam rangka menjaga optimalisasi, efektifitas dan keekonomian operasi, termasuk diantaranya penyesuaian terhadap operasional kilang.

"Pertamina akan mulai menurunkan kapasitas operasi kilang secara bertahap disesuaikan dengan kondisi permintaan. Secara teknis, penurunan juga akan disesuaikan dengan batas aman pengolahan kilang," terang Fajriyah melalui siaran pers, Minggu (19/4/2020).

Pertamina, imbuh Fajriyah, akan memanfaatkan kondisi ini untuk sekaligus melakukan pemeliharaan kilang, sehingga ketika kondisi sudah kembali normal, maka kilang sudah siap beroperasi optimal.

Beberapa kilang yang lebih awal akan dilakukan pemeliharaan adalah Kilang Sungai Pakning dan Kilang Balikpapan dengan penghentian pada Crude Distillation Unit (CDU) secara bergantian.

"Sedangkan Kilang Plaju akan mulai mengurangi produksi secara bertahap (slowdown). Adapun kilang lainnya yaitu Kilang Balongan, Kilang Cilacap dan Kilang Kasim tetap beroperasi normal," katanya.

Fajriyah menambahkan, meskipun kapasitas produksi pengolahan kilang diturunkan, namun stok BBM maupun LPG secara nasional dalam kondisi aman bahkan berlebih.

"Bahkan stok avtur dan solar berlimpah, berada pada posisi tertinggi hingga lebih dari 100 hari," tuturnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1954 seconds (0.1#10.140)