Baca juga: Upaya BKSDA Blitar Melacak 'Sang Legenda' Harimau Jawa di Lereng Wilis
Menurut Kepala Resor Wilayah II Blitar Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Joko Dwiyono, tim telah menarik tiga dari tujuh unit kamera pemantau yang sebelumnya dipasang di lokasi. "Tiga kamera sudah kita ambil untuk dilakukan observasi," ujar Joko kepada wartawan.
Baca Juga:
Pada akhir tahun 2020, Tim BKSDA menerima laporan munculnya seekor harimau yang mengarah pada ciri macan Jawa. Warga mengaku sedang mencari rumput. Ia melihat macan tersebut tengah berjalan bersama anaknya. Dalam laporannya, warga juga menunjukkan jejak telapak kaki binatang.
Baca juga: Lagi Asyik Berhubungan Seks, Puluhan Pasangan di Tasikmlaya Ini Kaget Digerebek Petugas
Sayangnya, saat tim BKSDA tiba di lokasi, jejak kaki tersebut sudah dalam kondisi rusak oleh air hujan. Kendati demikian tim tetap memasang kamera pengintai. Tiga kamera diletakkan di kawasan hutan Desa Nyawangan, dan empat kamera di Desa Ngulurup.
Tim BKSDA juga menyimpulkan, lokasi pemasangan kamera memenuhi syarat sebagai habitat harimau. Ada sumber mata air. Ada sumber pangan. Kawanan babi hutan dan kijang kerap terlihat warga yang sedang mencari rumput. "Pemasangan kamera pengintai berjalan sekitar tiga bulan," kata Joko.