Pembangunan Jalan Doping-Atapange Mudahkan Distribusi Barang dan Hasil Bumi
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel berkomitmen melakukan akselerasi pembangunan maupun peningkatan ruas jalan provinsi di 24 kabupaten/kota. Satu per satu infrastruktur jalan provinsi dibenahi dalam upaya membuka akses ke pelosok, sekaligus menunjang perekonomian daerah.
Salah satu infrastruktur jalan provinsi yang telah dibenahi yakni ruas jalan Doping-Atapange yang menghubungkan Kecamatan Penrang dan Kecamatan Majauleng. Meski baru rampung sekitar dua kilometer, tapi pembenahan jalan itu sudah sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Pembangunan ruas jalan Doping-Atapange diketahui satu paket dengan pembangunan ruas jalan Impa impa-Anabanua. Sumber anggarannya berasal dari APBD Sulsel tahun 2020 dengan nilai mencapai Rp28,8 miliar. Khusus ruas jalan Doping-Atapange menghabiskan anggaran Rp11,47 miliar.
Tokoh masyarakat Desa Lawesso Kecamatan Penrang, Baso Sulungkau, mengharapkan pembangunan ruas jalan Doping-Atapange terus berlanjut lantaran manfaatnya sangat positif untuk perekonomian masyarakat. Dampak pembangunan bahkan dirasakan oleh masyarakat dari lintas kabupaten.
Menurut dia, pembangunan insfrastruktur jalan itu sangat memudahkan masyarakat setempat dalam mendistribusikan barang dan memasarkan hasil bumi. Adapun di Desa Lawesso maupun Kecamatan Penrang, komoditas andalannya berupa rumput laut, beras dan hasil kebun lainnya serta peternakan ayam dan sapi.
"Pembangunan jalan ini sangat dirasakan positif manfaatnya. Mobilitas warga kini semakin tinggi dan daya ekonominya naik karena bisa lebih produktif. Sekarang juga lebih mudah dalam distribusi barang dan hasil bumi," ungkap Baso yang juga suami dari Kepala Desa Lawesso, Andi Murni, Rabu (31/3/2021) lalu.
Tidak cuma itu, Baso menyebut dampak pembangunan jalan tersebut turut mendongkrak harga lahan di wilayahnya. Kini, pihak pengembang perumahan mulai tertarik berinvestasi di daerahnya dan menjual rumah dengan harga yang cukup bersaing.
Antusiasme terhadap pembangunan ruas jalan Doping-Atapange juga disuarakan oleh Herlina, petani rumput laut di Desa Lawesso. Kini, pihaknya semakin mudah mengambil rumput laut atau memasarkannya di pelabuhan. Jika dulunya butuh waktu dua sampai tiga jam untuk pulang pergi ke pelabuhan, kini cukup 30 menit.
Salah satu infrastruktur jalan provinsi yang telah dibenahi yakni ruas jalan Doping-Atapange yang menghubungkan Kecamatan Penrang dan Kecamatan Majauleng. Meski baru rampung sekitar dua kilometer, tapi pembenahan jalan itu sudah sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Pembangunan ruas jalan Doping-Atapange diketahui satu paket dengan pembangunan ruas jalan Impa impa-Anabanua. Sumber anggarannya berasal dari APBD Sulsel tahun 2020 dengan nilai mencapai Rp28,8 miliar. Khusus ruas jalan Doping-Atapange menghabiskan anggaran Rp11,47 miliar.
Tokoh masyarakat Desa Lawesso Kecamatan Penrang, Baso Sulungkau, mengharapkan pembangunan ruas jalan Doping-Atapange terus berlanjut lantaran manfaatnya sangat positif untuk perekonomian masyarakat. Dampak pembangunan bahkan dirasakan oleh masyarakat dari lintas kabupaten.
Menurut dia, pembangunan insfrastruktur jalan itu sangat memudahkan masyarakat setempat dalam mendistribusikan barang dan memasarkan hasil bumi. Adapun di Desa Lawesso maupun Kecamatan Penrang, komoditas andalannya berupa rumput laut, beras dan hasil kebun lainnya serta peternakan ayam dan sapi.
"Pembangunan jalan ini sangat dirasakan positif manfaatnya. Mobilitas warga kini semakin tinggi dan daya ekonominya naik karena bisa lebih produktif. Sekarang juga lebih mudah dalam distribusi barang dan hasil bumi," ungkap Baso yang juga suami dari Kepala Desa Lawesso, Andi Murni, Rabu (31/3/2021) lalu.
Tidak cuma itu, Baso menyebut dampak pembangunan jalan tersebut turut mendongkrak harga lahan di wilayahnya. Kini, pihak pengembang perumahan mulai tertarik berinvestasi di daerahnya dan menjual rumah dengan harga yang cukup bersaing.
Antusiasme terhadap pembangunan ruas jalan Doping-Atapange juga disuarakan oleh Herlina, petani rumput laut di Desa Lawesso. Kini, pihaknya semakin mudah mengambil rumput laut atau memasarkannya di pelabuhan. Jika dulunya butuh waktu dua sampai tiga jam untuk pulang pergi ke pelabuhan, kini cukup 30 menit.