Irigasi Cenrana di Wajo Jamin Petani Lebih Produktif Sekaligus Pengendali Banjir
loading...
A
A
A
WAJO - Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel terus menggenjot pembangunan infrastruktur di 24 kabupaten/kota. Tidak melulu proyek jalan dan jembatan, tapi juga proyek irigasi yang memang sangat menunjang pertanian, sektor andalan Sulsel.
Salah satu proyek pendukung sektor pertanian yang baru diresmikan yakni rehabilitasi irigasi Cenrana di Desa Lampulung, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo. Kehadiran irigasi itu bukan sekadar berdampak di desa setempat, melainkan lintas desa dan kecamatan. Istimewanya lagi, irigasi itu bukan hanya menunjang sektor pertanian, tapi sekaligus menjadi pengendali banjir.
Salah seorang warga Desa Lampulung, Nuara, mengungkapkan keberadaan irigasi Cenrana memastikan produktivitas petani terjaga, bahkan bisa lebih produktif. Mereka bisa panen dua kali setahun, khususnya di desa tetangga yang selama ini mengandalkan tadah hujan, seperti Desa Tua di Kecamatan Majauleng.
Ia mengakui di desanya sendiri, irigasi Cenrana tidak selalu dibutuhkan untuk pengairan sawah lantaran suplai air di wilayahnya cukup aman karena berdampingan dengan Sungai Walanae. Namun, di sejumlah desa tetangga memang diperlukan irigasi yang mampu menjamin distribusi air tatkala musim kemarau.
"Kalau di sini selalu dua kali panen, tapi di sebelah di Desa Tua (Kecamatan Majauleng) berbeda. Ya sekarang (sejak keberadaan irigasi Cenrana) sudah bisa dua kali panen, biasanya dulu kan ada yang gagal karena kekurangan air," ujar Nuara, Rabu (31/3/2021).
Ia bahkan mengungkapkan petani di Wajo sebenarnya bisa sampai tiga kali panen, jika saja banjir tidak melanda wilayahnya setiap tahun. Saat ini, para petani pun sudah mulai was-was karena biasanya banjir di Bumi Lamadukelleng terjadi pada bulan Juni.
Perwakilan UPTD PUTR Sulsel di Kabupaten Wajo, Sastera Wijaya, mengungkapkan kehadiran irigasi Cenrana memang ditujukan untuk memastikan pengairan sawah milik petani bisa terjamin, sekaligus pengendali banjir. Irigasi tersebut tidak selalu dioperasikan karena bergantung kebutuhan dari petani.
Salah satu proyek pendukung sektor pertanian yang baru diresmikan yakni rehabilitasi irigasi Cenrana di Desa Lampulung, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo. Kehadiran irigasi itu bukan sekadar berdampak di desa setempat, melainkan lintas desa dan kecamatan. Istimewanya lagi, irigasi itu bukan hanya menunjang sektor pertanian, tapi sekaligus menjadi pengendali banjir.
Salah seorang warga Desa Lampulung, Nuara, mengungkapkan keberadaan irigasi Cenrana memastikan produktivitas petani terjaga, bahkan bisa lebih produktif. Mereka bisa panen dua kali setahun, khususnya di desa tetangga yang selama ini mengandalkan tadah hujan, seperti Desa Tua di Kecamatan Majauleng.
Ia mengakui di desanya sendiri, irigasi Cenrana tidak selalu dibutuhkan untuk pengairan sawah lantaran suplai air di wilayahnya cukup aman karena berdampingan dengan Sungai Walanae. Namun, di sejumlah desa tetangga memang diperlukan irigasi yang mampu menjamin distribusi air tatkala musim kemarau.
"Kalau di sini selalu dua kali panen, tapi di sebelah di Desa Tua (Kecamatan Majauleng) berbeda. Ya sekarang (sejak keberadaan irigasi Cenrana) sudah bisa dua kali panen, biasanya dulu kan ada yang gagal karena kekurangan air," ujar Nuara, Rabu (31/3/2021).
Ia bahkan mengungkapkan petani di Wajo sebenarnya bisa sampai tiga kali panen, jika saja banjir tidak melanda wilayahnya setiap tahun. Saat ini, para petani pun sudah mulai was-was karena biasanya banjir di Bumi Lamadukelleng terjadi pada bulan Juni.
Perwakilan UPTD PUTR Sulsel di Kabupaten Wajo, Sastera Wijaya, mengungkapkan kehadiran irigasi Cenrana memang ditujukan untuk memastikan pengairan sawah milik petani bisa terjamin, sekaligus pengendali banjir. Irigasi tersebut tidak selalu dioperasikan karena bergantung kebutuhan dari petani.