8 Tahun di Korea, Ini Profil Warga Tulungagung yang Diamankan Densus 88

Rabu, 31 Maret 2021 - 07:45 WIB
loading...
8 Tahun di Korea, Ini Profil Warga Tulungagung yang Diamankan Densus 88
NM (44) warga Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung yang diamankan Densus 88 Anti Teror Selasa sore (30/3), memiliki riwayat pernah menjadi buruh migran. Ilustrasi
A A A
TULUNGAGUNG - NM (44) warga Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung yang diamankan Densus 88 Anti Teror Selasa sore (30/3), memiliki riwayat pernah menjadi buruh migran.

Faisal, kakak ipar NM mengatakan, adik iparnya pernah ke Korea. Kemudian pernah juga bekerja di Negara Taiwan serta Negara Singapura. "Pernah kemana mana. Ke Korea delapan tahun," tutur Faisal menerangkan kepada Sindonews, Selasa (30/3/2021) malam.

Faisal berada di ruang tamu rumah NM. Ia ditemani kedua orang tuanya, yakni Abu Umar (73) dan Mudrikah, istrinya, serta satu orang tokoh masyarakat Desa Tenggur. Mereka masih kaget dengan peristiwa penangkapan NM dengan dugaan terlibat jaringan teroris . Diceritakan Faisal, NM menikahi adiknya, yakni MB (36), pada tahun 2005. NM berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Pria dengan penampilan berjenggot, tapi tidak terlalu tebal tersebut, merupakan jebolan STM. Setahun menikahi MB yang lulusan SMA dan dikarunia anak laki laki (2006), NM mengadu nasib ke Negara Korea. "Tahun 2006 ke Korea," terang Faisal.

Menurut Abu Umar (73) mertua NM dan juga ayah Faisal, menantunya tergolong sukses. Sepulang dari Korea, NM bisa membeli aset berupa tanah serta satu unit truk. "Cukup sukses," ujar Abu Umar menjelaskan.

Aset tanah yang dibeli NM berlokasi di Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Sementara truknya ia sewakan ke perusahaan tambang kaolin di wilayah Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar.

Karena pandemi COVID-19 yang mengakibatkan perusahaan kaolin berhenti operasi, NM menjual truknya. "Truknya sudah dijual karena pandemi," kata Abu Umar yang juga mantan kepala desa Tenggur tahun 1986-1994.

Sepulang dari Korea dan memutuskan bertempat tinggal di Desa Tenggur dengan bertani, NM lebih banyak berada di rumah. Satu-satunya yang sering dilakukan saat keluar rumah adalah menjenguk orang tuanya di Nglegok, Kabupaten Blitar.

NM merupakan anak tunggal. Ayahnya sudah meninggal, dan saat ini tinggal ibunya yang kondisinya juga sakit sakitan. Selama ini pihak keluarga juga tidak melihat hal hal ganjil pada diri NM. "Sering keluar untuk menjenguk orang tuanya di Nglegok," kata Abu Umar. Baca: Petugas Dikabarkan Sita Dua Pucuk Senpi di Kamar Terduga Teroris Tulungagung.

Selama menjadi menantu, kata Abu Umar, NM tidak pernah kedatangan tamu yang aneh-aneh. Prilaku NM juga dinilai wajar. Yakni, bergaul dengan lingkungan sekitar seperti umumnya warga masyarakat. Setiap diundang acara kenduri tahlil, sepengetahuan Abu Umar, menantunya juga kerap datang.
Abu Umar tahu hal itu karena ia bertempat tinggal di belakang rumah NM. "Tidak pernah terlihat aneh. Diundang kenduri juga datang," terang Abu Umar.

Sebagai orang tua, Abu Umar hanya bisa berharap menantu, anak serta cucunya yang masih berusia dua tahun segera bisa pulang kembali. Informasi yang ia terima, setelah diamankan, petugas membawa NM bersama istri dan anak balitanya ke mapolres Tulungagung. "Semoga tidak terlibat," kata Abu Umar. Baca Juga: Tragis, Pengemudi Jazz Tewas Tertabrak Kereta Api di Lampung Utara

NM ditangkap saat jalan jalan sore beserta istri dan anaknya yang masih berusia dua tahun. Ketiganya berboncengan dengan sepeda motor. Penangkapan atas dugaan terlibat jaringan teroris tersebut berlangsung di jalan raya Rejotangan. Dalam penggeledahan di rumah NM, yakni di dalam kamar, kabarnya petugas menemukan dua pucuk senjata api. Hanya saja belum ada petugas kepolisian yang bisa dikonfirmasi.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1856 seconds (0.1#10.140)