Sungai Pikatan Makan Korban, Pencari Bonsai Hilang Tenggelam
loading...
A
A
A
MOJOKERTO - Seorang pencari bonsai Muhammad Safi'i (24) hanyut terbawa arus Sungai Pikatan di Dusun Kedungrupit, Desa Sumengko, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Ia terseret arus saat tengah menyeberang sungai untuk mencari bonsai hutan.
Insiden nahas itu dialami pria asal Dusun/Desa Kalen, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, sekira pukul 15.00 WIB. Korban bersama rekanya diketahui tengah mencari pohon loa jenis bonsai di sekitar Sungai Pikatan.
"Korban berangkat mencari bonsai dengan satu rekannya. Keduanya memang sering mencari bonsai bersama," kata Kapolsek Jatirejo, AKP Hendro Susanto, Minggu (28/3/2021).
Di lokasi, korban bersama dengan rekannya berupaya menyebrangi sungai Pikatan. Padahal saat itu kondisi arus sungai cukup kencang. Agar tak terbawa arus, korban sempat mengikatkan tali tambang pada bagian badan masing-masing.
Namun nahas saat akan berusaha menyebrang korban terpeleset batu kali yang licin. Seketika itu korban langsung terbawa arus Sungai Pikatan yang begitu deras. Kendati sempat berusaha menolong, namun upaya yang dilakukan rekan korban sia-sia. "Rekan korban sempat berusaha menolong namun karena arus yang kencang sehingga korban terlepas. Sejauh ini proses pencarian masih terus dilakukan," terangnya. Baca: 3 Penambang Emas Tewas Dipanah Suku Tugutil di Hutan Halmahera, Polisi dan TNI Terjun ke Lokasi.
Sementara itu, Koordinator Lapangan (Korlap) Basarnas Surabaya, Ainul Mukhdin mengungkapkan, upaya pencarian korban tenggelam di Sungai Pikatan, jatirejo sejauh ini masih terus dilakukan. Bahkan radius pencarian diperluas hingga 3,5 kilometer dari titik awal. "Radius pencarian diperluas dari lokasi kejadian korban tenggelam sampai Pintu Air Penewon Dam Penewon, Desa Jambuwok, sekitar 3,5 kilometer," kata Ainul.
Dalam proses pencarian ini, sebanyak 50 orang dari berbagai potensi relawan dikerahkan. Mereka terbagi dalam lima tim pencarian, diantaranya 4 tim pencarian di air dan satu tim pencarian melalui darat. Baca Juga: Nunggak Tagihan, PLN Putus Listrik Musala Ini.
"Kondisi arus sungai cukup derasn dan medan curam, banyak batu-batu cadas. Kemudian, banyak tumpukan ranting dan pohon serta air berwarna keruh sehingga minim jarak pandang ke dalam sungai. Sementara kendalanya itu doakan cepat ditemukan," pungkasnya.
Insiden nahas itu dialami pria asal Dusun/Desa Kalen, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, sekira pukul 15.00 WIB. Korban bersama rekanya diketahui tengah mencari pohon loa jenis bonsai di sekitar Sungai Pikatan.
"Korban berangkat mencari bonsai dengan satu rekannya. Keduanya memang sering mencari bonsai bersama," kata Kapolsek Jatirejo, AKP Hendro Susanto, Minggu (28/3/2021).
Di lokasi, korban bersama dengan rekannya berupaya menyebrangi sungai Pikatan. Padahal saat itu kondisi arus sungai cukup kencang. Agar tak terbawa arus, korban sempat mengikatkan tali tambang pada bagian badan masing-masing.
Namun nahas saat akan berusaha menyebrang korban terpeleset batu kali yang licin. Seketika itu korban langsung terbawa arus Sungai Pikatan yang begitu deras. Kendati sempat berusaha menolong, namun upaya yang dilakukan rekan korban sia-sia. "Rekan korban sempat berusaha menolong namun karena arus yang kencang sehingga korban terlepas. Sejauh ini proses pencarian masih terus dilakukan," terangnya. Baca: 3 Penambang Emas Tewas Dipanah Suku Tugutil di Hutan Halmahera, Polisi dan TNI Terjun ke Lokasi.
Sementara itu, Koordinator Lapangan (Korlap) Basarnas Surabaya, Ainul Mukhdin mengungkapkan, upaya pencarian korban tenggelam di Sungai Pikatan, jatirejo sejauh ini masih terus dilakukan. Bahkan radius pencarian diperluas hingga 3,5 kilometer dari titik awal. "Radius pencarian diperluas dari lokasi kejadian korban tenggelam sampai Pintu Air Penewon Dam Penewon, Desa Jambuwok, sekitar 3,5 kilometer," kata Ainul.
Dalam proses pencarian ini, sebanyak 50 orang dari berbagai potensi relawan dikerahkan. Mereka terbagi dalam lima tim pencarian, diantaranya 4 tim pencarian di air dan satu tim pencarian melalui darat. Baca Juga: Nunggak Tagihan, PLN Putus Listrik Musala Ini.
"Kondisi arus sungai cukup derasn dan medan curam, banyak batu-batu cadas. Kemudian, banyak tumpukan ranting dan pohon serta air berwarna keruh sehingga minim jarak pandang ke dalam sungai. Sementara kendalanya itu doakan cepat ditemukan," pungkasnya.
(nag)