Dendam Kesumat, Mantan Istri Minta Bongkar Rumah Usai 20 Tahun Cerai
loading...
A
A
A
"Saya bilang dua bulan lagi. Saya berencana jualkan kambing, untuk membelikan keramik 20 meter sama pasir. Terus itu (Am) minta dibuatkan lemari, saya cuma bilang iya. Karena saya tidak punya uang saat itu," imbuhnya sembari memungut puing-puing bata merah sisa dari tembok rumah yang telah ambruk itu.
Namun tiba-tiba Kasnan mendapatkan surat panggilan ke Balai Desa Trowulan. Tak kunjung ditepati janji Kasnan, membuat mantan istrinya Ainun kecewa. Ia lantas meminta bantuan pemerintah desa untuk memediasi. Awalnya Kasnan enggan mendatangi panggilan itu, namun akhirnya setelah tiga kali dikirim surat panggilan, ia pun menyempatkan datang.
"Saya tidak datang karena saya repot kerja. Saat di Balai Desa ada Kades, Kasun, RT, mantan istri saya. Dia (matan istri) minta susukan rumah karena dia ikut membangun. Saya tanya minta berapa, dia jawab Rp30 juta," terang Kasnan.
Mediasi yang dilakukan di kantor Balai Desa Trowulan pada 10 Maret 2021 itu berjalan buntu. Tidak ada titik terang antara Kasnan dengan bekas istrinya Ainun. Hingga akhirnya Ainun mencetuskan agar rumah tersebut dibongkar dan dibagi menjadi dua. Karena tak punya pilihan, Kasnan pun tak bisa menolak dan menyetujui pembongkaran rumah tersebut.
"Waktu itu saya bilang kalau saya tidak punya uang. Terus dia (Ainun) bilang dibongkar saja, ya sudah saya setuju digempur. Saya diminta tanda tangan ya sudah saya tanda tangani. Hingga akhirnya dibongkar kemarin itu," papar Kasnan.
Kasnan pun kini hanya bisa pasrah. Di bilik bambu sederhana berukuran 5,5 X 8 meter itu kini Kasnan tinggal bersama dua anak yang masih berusia 9 dan 5 tahun, serta seorang istri.
Meski tak lg memiliki rumah, Kasnan mengaku sudah lega karena mantan istrinya tak lagi bisa mengusik biduk rumah tangganya kembali. Ia pun berencana membangun tempat tinggal yang anak untuk hidup bersama keluarganya saat ini.
"Saya sudah lega, saya juga legowo. Dengan begini masalah sudah selesai. Memang itu dulu (rumah) dibangun berdua, kalau saat itu mungkin uang dia sekitar Rp10 juta. Karena saya juga dibantu orang tua. Kalau tanah itu masih statusnya milik orang tua saya," tandas Kasnan.
Sementara itu, Ainun tak menampik jika ia merupakan inisiator pembongkaran rumah tersebut. Lantaran mantan suaminya enggan untuk memberian kembalian atas bangunan rumah yang dulu didirikan saat ia dan Kasnan masih menjadi pasangan suami istri.
"Ia memang saya (inisiator) karena dia tidak mau nyusuki (memberikan pengembalian uang). Ya soalnya hati saya sakit tidak karu-karuan karena dibikin sakit hati. Selama 20 tahun saya memendam itu, kok enak saya yang membangun kemudian ditinggali sama istri yang sekarang, kata Ainun saat ditemui di Balai Desa Trowulan.
Namun tiba-tiba Kasnan mendapatkan surat panggilan ke Balai Desa Trowulan. Tak kunjung ditepati janji Kasnan, membuat mantan istrinya Ainun kecewa. Ia lantas meminta bantuan pemerintah desa untuk memediasi. Awalnya Kasnan enggan mendatangi panggilan itu, namun akhirnya setelah tiga kali dikirim surat panggilan, ia pun menyempatkan datang.
"Saya tidak datang karena saya repot kerja. Saat di Balai Desa ada Kades, Kasun, RT, mantan istri saya. Dia (matan istri) minta susukan rumah karena dia ikut membangun. Saya tanya minta berapa, dia jawab Rp30 juta," terang Kasnan.
Mediasi yang dilakukan di kantor Balai Desa Trowulan pada 10 Maret 2021 itu berjalan buntu. Tidak ada titik terang antara Kasnan dengan bekas istrinya Ainun. Hingga akhirnya Ainun mencetuskan agar rumah tersebut dibongkar dan dibagi menjadi dua. Karena tak punya pilihan, Kasnan pun tak bisa menolak dan menyetujui pembongkaran rumah tersebut.
"Waktu itu saya bilang kalau saya tidak punya uang. Terus dia (Ainun) bilang dibongkar saja, ya sudah saya setuju digempur. Saya diminta tanda tangan ya sudah saya tanda tangani. Hingga akhirnya dibongkar kemarin itu," papar Kasnan.
Kasnan pun kini hanya bisa pasrah. Di bilik bambu sederhana berukuran 5,5 X 8 meter itu kini Kasnan tinggal bersama dua anak yang masih berusia 9 dan 5 tahun, serta seorang istri.
Meski tak lg memiliki rumah, Kasnan mengaku sudah lega karena mantan istrinya tak lagi bisa mengusik biduk rumah tangganya kembali. Ia pun berencana membangun tempat tinggal yang anak untuk hidup bersama keluarganya saat ini.
"Saya sudah lega, saya juga legowo. Dengan begini masalah sudah selesai. Memang itu dulu (rumah) dibangun berdua, kalau saat itu mungkin uang dia sekitar Rp10 juta. Karena saya juga dibantu orang tua. Kalau tanah itu masih statusnya milik orang tua saya," tandas Kasnan.
Sementara itu, Ainun tak menampik jika ia merupakan inisiator pembongkaran rumah tersebut. Lantaran mantan suaminya enggan untuk memberian kembalian atas bangunan rumah yang dulu didirikan saat ia dan Kasnan masih menjadi pasangan suami istri.
"Ia memang saya (inisiator) karena dia tidak mau nyusuki (memberikan pengembalian uang). Ya soalnya hati saya sakit tidak karu-karuan karena dibikin sakit hati. Selama 20 tahun saya memendam itu, kok enak saya yang membangun kemudian ditinggali sama istri yang sekarang, kata Ainun saat ditemui di Balai Desa Trowulan.