Hutan Mangrove Diserang Ulat Bulu, Peneliti: Kepompongnya Berkualitas Tinggi untuk Sutera

Minggu, 14 Maret 2021 - 09:35 WIB
loading...
A A A


Tahun ini terjadi lonjakan ekstrem pada populasi ulat brayo , karena ekosistemnya tidak seimbang, di mana predatornya berkurang seperti banyaknya pemburuan burung pemakan serangga di daerah lain berdampak pada berkurangnya burung yang bermigrasi di pesisir pantai utara. Tingginya populasi ulat brayo , mempersingkat penyerangan di hutan mangrove pesisir pantai utara Demak.

Menurut Budi, sebenarnya keberadaaan ulat sangat bermanfaat untuk perekonomian masyarakat, karena kepompong ulat brayo bisa menjadi bahan baku untuk membuat kain sutra yang lebih bagus dari ulat sutra biasanya. Seperti produksi sutra di daerah Paso, Maluku; Tungkep, Sulawesi Selatan; dan Manggarai, NTT, banyak menggunakan ulat brayo.

Kendati tanaman brayo terlihat kering akibat serangan ulat brayo , namun Budi memastikan pohonnya tidak mati. Bila daunnya telah habis dimakan ulat, apabila turun hujan daun akan kembali bersemi dan lebih lebat.
(eyt)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3101 seconds (0.1#10.140)