Perdana Diamuk Puting Beliung, Baliho Puluhan Juta di Tulungagung Ambruk
loading...
A
A
A
TULUNGAGUNG - Angin puting beliung bersamaan hujan deras menerjang sebagian desa di dua kecamatan wilayah Kabupaten Tulungagung. Sebuah papan reklame besar bernilai puluhan juta, serta pepohonan ambruk. Menurut Kepala BPBD Kabupaten Tulungagung Soeroto, bencana puting beliung ini merupakan yang pertama kalinya di awal tahun 2021.
"Ini pertama kali (puting beliung) di tahun 2021," ujar Soeroto kepada Sindonews.com melalui via telepon Selasa (2/3/2021) petang. Papan reklame yang tumbang tersebut berada di Desa Beji, Kecamatan Boyolangu. Lokasinya bersebelahan dengan komplek pasar burung. Beruntung. Saat ambruk, tidak ada pemakai jalan yang melintas.
Baca juga: Polisi Bongkar Makam PSK yang Tewas di Tempat Pembakaran Bata Merah
Begitu juga saat angin merobohkan pepohonan di jalanan. Baik pengendara roda dua maupun roda empat, tidak ada yang melintas. "Alhamdulillah tidak sampai ada korban jiwa maupun luka," terang Soeroto. Jumlah kerugian material masih dihitung. Untuk papan reklame yang tumbang, kata Soeroto pihaknya menaksir senilai Rp 50 juta.
"Ada kalau Rp 50 juta," tambah Soeroto. Sementara di saat yang sama puting beliung juga menerjang wilayah Kecamatan Sumbergempol. Di Desa Wonorejo, angin juga menumbangkan banyak pepohonan, termasuk sempat memutus jaringan listrik. Batang batang pohon yang berserakan di jalan juga sempat menganggu arus lalu lintas.
Begitu juga di wilayah Desa Bendilwungu. Angin kencang juga menumbangkan banyak pepohonan besar. Terutama di sekitar kawasan pasar Bendilwungu. Terjangan angin bersama curah hujan yang deras, membuat warga di sekitar lokasi tercekam ketakutan. "Dibantu aparat TNI dan Polri, kami bersama warga berusaha membersihkan pohon yang bertumbangan," kata Soeroto.
Baca juga: Anak Durhaka di Jember Tega Aniaya Ibu Kandungnya karena Tak Diberi Uang Beli Motor
Sesuai catatan BPBD Tulungagung, wilayah Kecamatan Sumbergempol, Kecamatan Boyolangu, Kecamatan Pakel dan Kecamatan Campurdarat merupakan kawasan yang rawan diintai bencana puting beliung. Setiap datang musim penghujan, kerap terjadi musibah puting beliung. Soeroto melihat luasnya area persawahan, dan minimnya pepohonan menjadi salah satu faktor penyebab.
"Kalau masih banyak pohon tentunya kekuatan angin yang datang bisa pecah," papar Soeroto. Mengingat curah hujan masih cenderung tinggi, selain puting beliung, beberapa daerah di Tulungagung juga terancam bencana longsor dan banjir. Seperti wilayah Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo. Menurut Soeroto merupakan kawasan rawan longsor.
Selama bulan Januari hingga Maret 2021 ini, sudah terjadi bencana longsor di 15 titik. "Termasuk juga adanya tanggul jebol," kata Soeroto. Sementara musibah banjir kerap melanda wilayah Kecamatan Besuki, Bandung, dan Campurdarat. Meskipun bersifat sementara, yakni hanya meluap 2-3 jam akibat dam di wilayah Kabupaten Trenggalek dibuka, hal itu, kata Soeroto tetap patut diwaspadai. "Banjir berlangsung beberapa kali. Kalau angin baru kali ini," pungkas Soeroto.
"Ini pertama kali (puting beliung) di tahun 2021," ujar Soeroto kepada Sindonews.com melalui via telepon Selasa (2/3/2021) petang. Papan reklame yang tumbang tersebut berada di Desa Beji, Kecamatan Boyolangu. Lokasinya bersebelahan dengan komplek pasar burung. Beruntung. Saat ambruk, tidak ada pemakai jalan yang melintas.
Baca juga: Polisi Bongkar Makam PSK yang Tewas di Tempat Pembakaran Bata Merah
Begitu juga saat angin merobohkan pepohonan di jalanan. Baik pengendara roda dua maupun roda empat, tidak ada yang melintas. "Alhamdulillah tidak sampai ada korban jiwa maupun luka," terang Soeroto. Jumlah kerugian material masih dihitung. Untuk papan reklame yang tumbang, kata Soeroto pihaknya menaksir senilai Rp 50 juta.
"Ada kalau Rp 50 juta," tambah Soeroto. Sementara di saat yang sama puting beliung juga menerjang wilayah Kecamatan Sumbergempol. Di Desa Wonorejo, angin juga menumbangkan banyak pepohonan, termasuk sempat memutus jaringan listrik. Batang batang pohon yang berserakan di jalan juga sempat menganggu arus lalu lintas.
Begitu juga di wilayah Desa Bendilwungu. Angin kencang juga menumbangkan banyak pepohonan besar. Terutama di sekitar kawasan pasar Bendilwungu. Terjangan angin bersama curah hujan yang deras, membuat warga di sekitar lokasi tercekam ketakutan. "Dibantu aparat TNI dan Polri, kami bersama warga berusaha membersihkan pohon yang bertumbangan," kata Soeroto.
Baca juga: Anak Durhaka di Jember Tega Aniaya Ibu Kandungnya karena Tak Diberi Uang Beli Motor
Sesuai catatan BPBD Tulungagung, wilayah Kecamatan Sumbergempol, Kecamatan Boyolangu, Kecamatan Pakel dan Kecamatan Campurdarat merupakan kawasan yang rawan diintai bencana puting beliung. Setiap datang musim penghujan, kerap terjadi musibah puting beliung. Soeroto melihat luasnya area persawahan, dan minimnya pepohonan menjadi salah satu faktor penyebab.
"Kalau masih banyak pohon tentunya kekuatan angin yang datang bisa pecah," papar Soeroto. Mengingat curah hujan masih cenderung tinggi, selain puting beliung, beberapa daerah di Tulungagung juga terancam bencana longsor dan banjir. Seperti wilayah Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo. Menurut Soeroto merupakan kawasan rawan longsor.
Selama bulan Januari hingga Maret 2021 ini, sudah terjadi bencana longsor di 15 titik. "Termasuk juga adanya tanggul jebol," kata Soeroto. Sementara musibah banjir kerap melanda wilayah Kecamatan Besuki, Bandung, dan Campurdarat. Meskipun bersifat sementara, yakni hanya meluap 2-3 jam akibat dam di wilayah Kabupaten Trenggalek dibuka, hal itu, kata Soeroto tetap patut diwaspadai. "Banjir berlangsung beberapa kali. Kalau angin baru kali ini," pungkas Soeroto.
(msd)