Nenek Tarsinah Masih Tetap Miskin, Meski Banyak Tetangganya di Sumurgeneng Tuban jadi Miliarder
loading...
A
A
A
TUBAN - Ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban , Jawa Timur mendadak jadi miliarder dan memborong mobil sempat viral beberapa waktu lalu. Hal ini karena tanah milik mereka dibeli oleh Pertamina News Grass Root Refinery (NGRR) untuk pembangunan kilang minyak.
Namun tak semua warga di desa itu mendapatkan durian runtuh tersebut salah satunya Tarsimah (65) hidupnya tetap miskin karena tak punya lahan untuk kilang minyak seperti warga lainnya.
Tarsimah hidup di bawah garis kemiskinan, dia tak seberuntung puluhan tetangganya yang lain yang mendapatkan rejeki nomplok setelah tanahnya dibeli Pertamina untuk dibangun kilang minyak.
Hal itu terjadi karena Tarsimah bukanlah orang kaya yang mempunyai banyak bidang lahan. Dia tak punya pekerjaan tetap, penghasilannya pun tak menentu sehari hari hanyak cukup untuk makan saja sudah sangat bersyukur.
Wanita tua ini hanya bisa mendengar suara riuh dari para tetangganya yang menjual lahan untuk proyek kilang minyak. Dia hanya bisa melihat orang yang jual tanah saja sudah merasa senang.
Tarsimah mengaku tak punya lahan untuk dijual ke perusahaan berplat merah itu. Di dinding depan rumahnya saat ini masih tertempel tanda penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Kehidupannya sangat sederhana dia tidak punya tanah yang dipunyai hanya rumah saja. Tarsimah dan suami sudah tidak bekerja dan hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah saja.
“Tanah saya ya hanya ini. Untuk bisa mencukupi kehidupan sehari-hari saja saya harus bertahan dengan bantuan dari pemerintah,” kata dia.
Di rumah yang sederhana tersebut, Tarsimah tinggal bersama Parman (70) suaminya dan kini mengalami sakit dan tidak bisa berjalan.
“Ya tidak saya tidak dapat ganti rugi nggak punya sawah, ndak punya apa apa lhaa ini suami saya juga sakit habis jatuh nggak bisa jalan. Saya nggak punya pekerjaan, rame yang punya uang miliaran, sementara saya untuk makan dapat bantuan dari pemerintah,” timpalnya.
Baca juga: Kampung Miliarder di Tuban Borong Mobil Mewah, Warganya Rata-rata Dapat Rp8 Miliar
Kondisi itu membuatnya harus tetap bertahan dengan segala keterbatasan. Dia juga bercerita saat ini kedua anaknya sudah tidak tinggal serumah melainkan telah berkeluarga dan ada yang tinggal di luar kota.
Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengatakan, di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban ini ada 288 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT.
“Namun setelah diverifikasi atas viralnya kampung miliarder ditemukan 27 KPM yang dianggap sudah mampu karena telah menjual lahan ke Pertamina. Warga yang dianggap sudah mampu dicoret sebagai penerima BPNT,” kata Gihanto.
Namun tak semua warga di desa itu mendapatkan durian runtuh tersebut salah satunya Tarsimah (65) hidupnya tetap miskin karena tak punya lahan untuk kilang minyak seperti warga lainnya.
Tarsimah hidup di bawah garis kemiskinan, dia tak seberuntung puluhan tetangganya yang lain yang mendapatkan rejeki nomplok setelah tanahnya dibeli Pertamina untuk dibangun kilang minyak.
Hal itu terjadi karena Tarsimah bukanlah orang kaya yang mempunyai banyak bidang lahan. Dia tak punya pekerjaan tetap, penghasilannya pun tak menentu sehari hari hanyak cukup untuk makan saja sudah sangat bersyukur.
Wanita tua ini hanya bisa mendengar suara riuh dari para tetangganya yang menjual lahan untuk proyek kilang minyak. Dia hanya bisa melihat orang yang jual tanah saja sudah merasa senang.
Tarsimah mengaku tak punya lahan untuk dijual ke perusahaan berplat merah itu. Di dinding depan rumahnya saat ini masih tertempel tanda penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Kehidupannya sangat sederhana dia tidak punya tanah yang dipunyai hanya rumah saja. Tarsimah dan suami sudah tidak bekerja dan hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah saja.
“Tanah saya ya hanya ini. Untuk bisa mencukupi kehidupan sehari-hari saja saya harus bertahan dengan bantuan dari pemerintah,” kata dia.
Di rumah yang sederhana tersebut, Tarsimah tinggal bersama Parman (70) suaminya dan kini mengalami sakit dan tidak bisa berjalan.
“Ya tidak saya tidak dapat ganti rugi nggak punya sawah, ndak punya apa apa lhaa ini suami saya juga sakit habis jatuh nggak bisa jalan. Saya nggak punya pekerjaan, rame yang punya uang miliaran, sementara saya untuk makan dapat bantuan dari pemerintah,” timpalnya.
Baca juga: Kampung Miliarder di Tuban Borong Mobil Mewah, Warganya Rata-rata Dapat Rp8 Miliar
Kondisi itu membuatnya harus tetap bertahan dengan segala keterbatasan. Dia juga bercerita saat ini kedua anaknya sudah tidak tinggal serumah melainkan telah berkeluarga dan ada yang tinggal di luar kota.
Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengatakan, di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban ini ada 288 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT.
“Namun setelah diverifikasi atas viralnya kampung miliarder ditemukan 27 KPM yang dianggap sudah mampu karena telah menjual lahan ke Pertamina. Warga yang dianggap sudah mampu dicoret sebagai penerima BPNT,” kata Gihanto.
(sms)