Terdampak COVID-19, 32.000 Debitur Adira Finance Restrukturisasi Kredit

Senin, 18 Mei 2020 - 10:10 WIB
loading...
Terdampak COVID-19,...
Sekitar 32.000 debitur Adira Finance wilayah Jawa Barat telah mengajukan restrukturisasi kredit kendaraan bermotor, akibat terdampak COVID-19. SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Sekitar 32.000 debitur Adira Finance wilayah Jawa Barat telah mengajukan restrukturisasi kredit kendaraan bermotor, akibat terdampak COVID-19. Diperkirakan, jumlah debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit akan terus bertambah, seiring belum membaiknya ekonomi.

Kepala Wilayah Area Jawa Barat Adira Finance Insan Anshari mengakui, sejak Maret 2020, jumlah debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit kendaraan bermotor roda dua atau empat terus bertambah. Sebab, banyak debitur yang terdampak dari sisi pekerjaan atau penghasilan.

"Sejauh ini sudah ada sekitar 32.000 debitur. Kemungkinan akan terus bertambah nasabah yang melakukan restrukturisasi kredit seiring dampak COVID-19 ini. Tapi kami tidak masalah, yang penting semua berjalan," katanya. (Baca juga; Adira Finance Salurkan CSR Sembako bagi Ratusan Warga Terdampak COVID-19 )

Dia mengakui, nasabah yang telah mengajukan restrukturisasi kredit masih di bawah 10% dari total debitur Adira di Jabar yang mencapai lebih dari 400.000. Namun, bila dilihat dari profile, debitur yang rentan terkena dampak COVID-19 bisa mencapai 30%.

"Setiap hari yang mengajukan restrukturisasi kredit bisa mencapai ribuan, melalui aplikasi online yang kami sediakan. Tetapi kami tetap menjalankan secara hati-hati restrukturisasi kredit ini, agar tetap sehat," bebernya.

Menurut Regional Collection Head area Jabar Eko Chandra, skema restrukturisasi kredit yang selama ini telah dijalankan berupa penundaan angsuran dan memperkecil nilai angsuran atau tenor diperpanjang. Jeda waktu yang diberikan tiga bulan, yaitu April, Mei, Juni.

"Kenapa sampai Juni, harapan kami pada periode itu ekonomi sudah recovery. Tetapi kalaupun belum, nanti bisa kita ketimbang kan kembali," imbuhnya.

Program restrukturisasi kredit, diakuinya, menggerus pendapatan perusahaan. Dia mencatat, terjadi penurunan pendapatan angsuran antara 25 hingga 30%. Booking kendaraan juga turun hingga 60%.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1519 seconds (0.1#10.140)