4 Hari Lagi PPKM Berakhir, Kondisi Blitar Dinilai Masih Mengkhawatirkan

Kamis, 04 Februari 2021 - 13:58 WIB
loading...
4 Hari Lagi PPKM Berakhir, Kondisi Blitar Dinilai Masih Mengkhawatirkan
Ilustrasi/SINDOnews/dok
A A A
BLITAR - Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jilid II di Kabupaten Blitar kurang empat hari lagi berakhir, yakni 8 Februari. Namun dari hasil evaluasi, kondisi kasus positif COVID-19 di Kabupaten Blitar masih mengkhawatirkan.

Menurut Juru Bicara Tim Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti, status Kabupaten Blitar memang turun dari zona merah, ke zona oranye. "Namun oranyenya masih tipis. Hasil evaluasi masih mengkhawatirkan," ujar Krisna Yekti kepada wartawan Kamis (4/2/2021).

Turunnya status zona merah ke oranye diakui Krisna Yekti juga dipengaruhi faktor teknis, yakni tutupnya layanan PCR pada hari minggu. "Penurunan karena pelaksanaan PCR pada hari Minggu tutup," tambah Krisna Yekti.

Kendati demikian, penurunan status juga dipengaruhi angka kasus yang dalam 2-3 hari ini, kata Krisna Yekti memang berkurang. Krisna menyebut sekitar tiga hari lalu, ada tambahan 28 kasus positif. Kemudian hari berikutnya turun 18 kasus dan naik 20 kasus.

"Dan hari ini tambahannya lebih besar, 70 an kasus dari klaster pondok (pondok pesantren)," terang Krisna Yekti.

Saat ini Satgas tengah melakukan screening terhadap 110 warga ponpes di wilayah Kecamatan Selopuro. Semuanya menjalani rapid test antigen. Hasilnya, ada 70 orang yang terkonfirmasi positif. Mereka yang positif tersebut, terdiri dari santri dan pengurus ponpes.

Sebagian besar berstatus OTG (Orang Tanpa Gejala) dengan kehilangan daya penciuman. "Sudah dilakukan test PCR, namun hasilnya belum keluar," kata Krisna Yekti.

Untuk memutus rantai penyebaran, semua yang terkonfirmasi positif, langsung diisolasi di dalam lingkungan ponpes. Sedangkan santri yang dipastikan negatif, langsung dipulangkan ke rumah masing masing.

"Semua yang negatif langsung dipulangkan," papar Krisna Yekti. Sementara untuk kegiatan vaksinasi tahap pertama khusus tenaga kesehatan (nakes), hingga kini masih berjalan 75,8 %.

Dari 2.850 nakes yang menjadi sasaran vaksinasi tahap pertama, menurut Krisna Yekti, ada ratusan nakes yang tidak bisa divaksin. Hal itu disebabkan mereka memiliki komorbit (penyakit penyerta), menyusui, hamil dan sebagainya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1150 seconds (0.1#10.140)