Doa Keramat dalam Ritual Nitip di Geni Iringi Pembakaran Jenazah COVID-19

Rabu, 03 Februari 2021 - 05:10 WIB
loading...
Doa Keramat dalam Ritual Nitip di Geni Iringi Pembakaran Jenazah COVID-19
Umat Hindu mengikuti ritual Nitip di Geni jenazah korban Covid-19 di Krematorium Keputih, Surabaya, Selasa (02/2/2021). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Krematorium Keputih Surabaya terus melayani pembakaran jenazah korban COVID-19 . Jenazah dari berbagai komunitas agama tiada henti mengantre untuk dikremasi setiap tungku.

Biasanya begitu jenazah datang, para petugas ber-APD lengkap langsung memasukkan ke dalam tungku. Tanpa ada ritual maupun kehadiran pelayat, hanya doa singkat dari sanak family, perapian langsung dinyalakan.

Baca juga: Sopir MPU Penabrak Polantas di Probolinggo Ditangkap saat Sembunyi di Rumah Pamannya

Namun kali ini ada yang berbeda. Peti jenazah yang sudah siap di dalam tungku tidak langsung dibakar. Jenazah ini datang dari keluarga umat Hindu. Sebelum dilakukan kremasi, ada ritual dan doa-doa keramat yang dikumandangkan oleh sang pemangku. Beragam sesajen dan sejumlah keluarga inti serta teman-teman dekat almarhum turut mengiringi.

Doa Keramat dalam Ritual Nitip di Geni Iringi Pembakaran Jenazah COVID-19


Satgas Krematorium Keputih Surabaya, Nyoman Mustika, mengatakan kegiatan itu merupakan ritual Nitip di Geni. Tradisi pelepasan kepergian kerabat Umat Hindu yang sudah meninggal ini dipilih karena saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19.

"Kalau Ngaben biasanya banyak massa yang hadir. Kalau Nitip di Geni hanya dihadiri oleh keluarga dekat saja. Mengingat di kota Surabaya sendiri umat Hindu jumlahnya cukup banyak, jika mereka mendengar ada upacara Ngaben pasti banyak yang hadir," katanya pada Sindonews, Selasa (02/1/2021).

Dalam prosesnya, Nitip di Geni juga relatif cepat jika dibandingkan dengan Ngaben yang bisa seharian penuh. Begitu jenazah datang maka para petugas dan keluarga langsung menyambut. Setelah itu baru dilakukan upacara dan dikremasi selama satu setengah jam.

Baca juga: Banjir Bandang Terjang Jombang, Jembatan Banjaragung Putus

Kemudian setelah tungku agak dingin, abu jenazah diambil dan kembali dilaksanakan upacara lanjutan. Almarhum dipamitkan dari lokasi Krematorium, dipamitkan di Praja Pati dan pemangku berdoa kepada Dewa Laut agar diterima pada saat abu jenazah dilarung ke laut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1979 seconds (0.1#10.140)