Semarang Bangun Museum Sejarah dengan Teknologi Imersif Pertama di Indonesia
loading...
A
A
A
"Kita seolah-olah berada di masa lalu, masuk lorong waktu, menikmati kondisi saat itu. Misal, suasana di Kali Semarang. Pengunjung seolah berada di sana menikmati aktivitas perdagangan di sana. Kemudian, berkeliling Kota Lama. Jadi, bercerita narasi Kota Semarang tapi dikemas lebih menarik," kata Iin, Jumat (29/1/2021).
Senada dengan Hendi, Iin juga mengungkapkan masih dalam tahap penyiapan sejumlah teknologi yang akan diaplikasikan. Untuk set ruang museum juga dirinya mengaku masih digodok, sembari dinasnya tersebut menggali narasi yang kuat tentang sejarah Kota Semarang.
Iin juga menyebutkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang terus berkomunikasi dengan Balai Arkeologi Yogyakarta, guna menggali narasi yang kuat.
Tak hanya mempersiapkan desain di dalam museum, Disbudpar Kota Semarang bersama dinas terkait mempersiapkan manajemen lalu lintas sekitar museum. Hal ini mengingat Museum Bubakan berada tepat di bundaran. Jika tidak ada rekayasa lalu lintas tentu dapat menimbulkan kemacetan.
Tersedianya lahan parkir juga menjadi salah satu hal yang dipikirkan Iin sebelum museum tersebut dibuka untuk umum. "Tempat parkir sudah ada pembicaraan tapi perlu finalisasi. Akses ke museum juga kami pikirkan. Nanti ada satu ruas jalan yang dibuat taman dari tempat parkir menuju museum," ujar dia.
Dia menargetkan, museum tersebut bisa dinikmati masyarakat pada pertengahan tahun 2021. Diharapkan, kehadiran museum dapat menambah destinasi baru di kawasan Kota Lama Semarang. "Target kami Agustus sudah bisa dinikmati masyarakat," ujarnya.
Senada dengan Hendi, Iin juga mengungkapkan masih dalam tahap penyiapan sejumlah teknologi yang akan diaplikasikan. Untuk set ruang museum juga dirinya mengaku masih digodok, sembari dinasnya tersebut menggali narasi yang kuat tentang sejarah Kota Semarang.
Iin juga menyebutkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang terus berkomunikasi dengan Balai Arkeologi Yogyakarta, guna menggali narasi yang kuat.
Tak hanya mempersiapkan desain di dalam museum, Disbudpar Kota Semarang bersama dinas terkait mempersiapkan manajemen lalu lintas sekitar museum. Hal ini mengingat Museum Bubakan berada tepat di bundaran. Jika tidak ada rekayasa lalu lintas tentu dapat menimbulkan kemacetan.
Tersedianya lahan parkir juga menjadi salah satu hal yang dipikirkan Iin sebelum museum tersebut dibuka untuk umum. "Tempat parkir sudah ada pembicaraan tapi perlu finalisasi. Akses ke museum juga kami pikirkan. Nanti ada satu ruas jalan yang dibuat taman dari tempat parkir menuju museum," ujar dia.
Dia menargetkan, museum tersebut bisa dinikmati masyarakat pada pertengahan tahun 2021. Diharapkan, kehadiran museum dapat menambah destinasi baru di kawasan Kota Lama Semarang. "Target kami Agustus sudah bisa dinikmati masyarakat," ujarnya.
(msd)