Tagar Trending, Merapi Tak Pernah Ingkar Janji Kembali Terdengar
loading...
A
A
A
Hampir setiap letusan Gunung Merapi, terutama sejak diamati dengan seksama yang dimulai tahun 80-an, selalu diawali dengan gejala yang jelas. Secara umum peningkatan kegiatan lazimnya diawali dengan terekamnya gempa bumi vulkanik disusul kemudian munculnya gempa vulkanik-dangkal sebagai realisasi migrasinya fluida ke arah permukaan.
Ketika kubah mulai terbentuk, gempa fase banyak (MP) mulai terekam diikuti dengan makin besarnya jumlah gempa guguran akibat meningkatnya guguran lava. Dalam kondisi demikian, tubuh Merapi mulai terdesak dan mengembang yang dimonitor dengan pengamatan deformasi (PVMBG).
Kemajuan teknologi informasi dan media sejak 2000 ikut meramaikan suasana hiruk pikuknya aktivitas letusan Merapi. keberadaan media saat ini betul-betul menginformasikan secara detail kondisi letusan, korban dan kepanikan serta memunculkan sosok Mbah Marijan.
Mbah Marijan merupakan tokoh masyarakat biasa yang ditugasi Sultan Hamengkubuwono IX untuk menjaga Merapi dan karena ketekunannya, keteguhannya dalam menjalankan tugas beliau dipercaya masyarakat di sekitar Merapi.
Media mengekplorasi secara besar-besaran terhadap. kesaktian Mbah Marijan. Sehingga saat terjadi letusan 2006 dan penduduk sebagian besar sudah diungsikan, Mbah Marijan tetap tidak mau mengungsi. Ternyata, letusan 2006 tidak mengenai Mbah Marijan sehingga waktu itu muncul prediksi bahwa yang dilakukan PVMBG kurang tepat. Pada 2010 terjadi lagi, namun kali ini Desa Kinah Rejo dilewati wedhus gembel dan menyebabkan korban meninggal lebih dari 10 orang termasuk Mbah Marijan.
Ketika kubah mulai terbentuk, gempa fase banyak (MP) mulai terekam diikuti dengan makin besarnya jumlah gempa guguran akibat meningkatnya guguran lava. Dalam kondisi demikian, tubuh Merapi mulai terdesak dan mengembang yang dimonitor dengan pengamatan deformasi (PVMBG).
Kemajuan teknologi informasi dan media sejak 2000 ikut meramaikan suasana hiruk pikuknya aktivitas letusan Merapi. keberadaan media saat ini betul-betul menginformasikan secara detail kondisi letusan, korban dan kepanikan serta memunculkan sosok Mbah Marijan.
Mbah Marijan merupakan tokoh masyarakat biasa yang ditugasi Sultan Hamengkubuwono IX untuk menjaga Merapi dan karena ketekunannya, keteguhannya dalam menjalankan tugas beliau dipercaya masyarakat di sekitar Merapi.
Media mengekplorasi secara besar-besaran terhadap. kesaktian Mbah Marijan. Sehingga saat terjadi letusan 2006 dan penduduk sebagian besar sudah diungsikan, Mbah Marijan tetap tidak mau mengungsi. Ternyata, letusan 2006 tidak mengenai Mbah Marijan sehingga waktu itu muncul prediksi bahwa yang dilakukan PVMBG kurang tepat. Pada 2010 terjadi lagi, namun kali ini Desa Kinah Rejo dilewati wedhus gembel dan menyebabkan korban meninggal lebih dari 10 orang termasuk Mbah Marijan.
(sms)