Puji Komjen Listyo Sigit, JCUIM Sebut Polri Harus Pantau Tren Kejahatan

Sabtu, 23 Januari 2021 - 13:13 WIB
loading...
Puji Komjen Listyo Sigit, JCUIM Sebut Polri Harus Pantau Tren Kejahatan
Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo telah disetujui secara aklamasi oleh anggota DPR menjadi Kapolri. Foto/SINDOnews/Dok
A A A
BANDUNG - Yayasan Jokowi Center Unggul Indonesia Maju (JCUIM) menilai, sikap rendah hati dan pandai mendengar yang dimiliki Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai modal besar untuk melaksanakan amanah sebagai Kapolri.

Ketua Yayasan JCUIM, Toni Suhartono menyampaikan selamat kepada Komjen Pol Listyo Sigit yang telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menjadi Kapolri yang baru.

"Komjen Pol Listiyo Sigit Prabowo memenuhi syarat strategis sebagai Bhayangkara 1. Sikap rendah hati dan pandai mendengar yang dimilikinya akan banyak bermanfaat dalam pelaksanaan tugasnya sebagai Kapolri," ujar Toni dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/1/2021) malam.

Diketahui, Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo resmi diajukan sebagai calon Kapolri tunggal oleh Presiden Jokowi berdasarkan Surat Presiden (Surpres) Nomor R02/ Pres/ 01/ 2021 yang disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Ketua DPR RI Puan Maharani di DPR RI, Rabu (20/1/2021) lalu.

Toni melanjutkan, terpilihnya Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo yang berlatar belakang agama Nasrani juga akan memiliki nilai plus di mata dunia bahwa Indonesia bukanlah negara agama.

"Indonesia dengan Kebhinekaan Tunggal Ika-nya serta toleransi yang tinggi memiliki Kapolri yang justru bukan dari agama mayoritas," katanya.

Menurut Toni, ke depan, Kapolri harus profesional dan mengikuti tren kejahatan atau gangguan keamanan serta memahami hukum dan regulasi. Terlebih, kejahatan dan gangguan keamanan kian hari kian canggih dan terus dimodifikasi, termasuk kejahatan jalanan. "Kapolri harus mengikuti perkembangan ini," tegasnya.

Kapolri juga harus cepat tanggap terhadap fenomena yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa, terutama kelompok-kelompok, baik kanan maupun kiri yang ingin mengganti ideologi dan bentuk negara.

Kemudian, yang perlu dilakukan Kapolri baru adalah memahami ancaman keamanan dalam negeri serta efeknya hingga luar negeri, memahami lingkungan strategis teritorial seperti bahaya terorisme, radikalisme, narkoba, hingga kejahatan jalanan/kriminalitas.

Baca juga: Keluar dari Keterpurukan, Motzint Berbagi Strategi Eksis di Industri Fashion
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2334 seconds (0.1#10.140)