Warga Solo Terdampak COVID-19 Mulai Terima Bantuan Sosial Tunai
loading...
A
A
A
SOLO - Bantuan sosial tunai (BST) untuk masyarakat terdampak pandemi COVID-19 di Kota Solo mulai dicairkan, Jumat (15/5/2020). Pencairan hari pertama di enam kelurahan berlangsung lancar tanpa kendala berarti.
"Berlangsung tertib tidak ada kendala, ada nama tidak sesuai NIK, tapi sudah bisa diselesaikan," kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy), Jumat (15/5/2020).
Pembagian BST dilakukan di Kelurahan Pajang, Banyuanyar, Timuran, Danukusuman, Sangkrah, dan Mojosongo. Pada hari berikutnya akan dilakukan pencairan di kelurahan-kelurahan lainnya. Pencairan BST melalui kelurahan diharapkan tidak menimbulkan kerumunan mengingat saat ada pandemi COVID-19.( )
Pihaknya juga menemukan adanya penerima bantuan pangan non tunai (BPNT), dan program keluarga harapan (PKH). Mereka diundang dan diminta untuk mengembalikan agar dapat dialihkan untuk orang lain yang belum mendapatkan. Dalam pencairan hari pertama, nantinya akan dievaluasi. Salah satunya tempat tunggu akan diberi tenda agar tidak panas.
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Ahyani menyebut sebanyak 26.000 warga Solo menema BST. Dengan turunnya BST dari pemerintah pusat, maka 40.000 warga yang semula tercover bantuan sosial (bansos) dari Pemkot Solo menjadi berkurang. "Sisanya akan dicukupi dengan bansos. Dengan adanya BST maka bansos yang semula hanya sampai Juni dapat diperpanjang menjadi Agustus," ungkap Ahyani.
Penerima BST tidak akan diberi bansos dari APBD agar tidak terjadi dobel anggaran. Penerima BST mendapatkan uang tunai Rp600 ribu/KK untuk satu bulan. Pencairan dilakukan Kantor Pos melalui kelurahan. Sedangkan bansos berupa paket sembako dengan penerimaan dua kali.
"Berlangsung tertib tidak ada kendala, ada nama tidak sesuai NIK, tapi sudah bisa diselesaikan," kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy), Jumat (15/5/2020).
Pembagian BST dilakukan di Kelurahan Pajang, Banyuanyar, Timuran, Danukusuman, Sangkrah, dan Mojosongo. Pada hari berikutnya akan dilakukan pencairan di kelurahan-kelurahan lainnya. Pencairan BST melalui kelurahan diharapkan tidak menimbulkan kerumunan mengingat saat ada pandemi COVID-19.( )
Pihaknya juga menemukan adanya penerima bantuan pangan non tunai (BPNT), dan program keluarga harapan (PKH). Mereka diundang dan diminta untuk mengembalikan agar dapat dialihkan untuk orang lain yang belum mendapatkan. Dalam pencairan hari pertama, nantinya akan dievaluasi. Salah satunya tempat tunggu akan diberi tenda agar tidak panas.
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Ahyani menyebut sebanyak 26.000 warga Solo menema BST. Dengan turunnya BST dari pemerintah pusat, maka 40.000 warga yang semula tercover bantuan sosial (bansos) dari Pemkot Solo menjadi berkurang. "Sisanya akan dicukupi dengan bansos. Dengan adanya BST maka bansos yang semula hanya sampai Juni dapat diperpanjang menjadi Agustus," ungkap Ahyani.
Penerima BST tidak akan diberi bansos dari APBD agar tidak terjadi dobel anggaran. Penerima BST mendapatkan uang tunai Rp600 ribu/KK untuk satu bulan. Pencairan dilakukan Kantor Pos melalui kelurahan. Sedangkan bansos berupa paket sembako dengan penerimaan dua kali.
(abd)