Asal Usul Covid-19 Misterius, Diteliti China Tapi Dibiayai AS

Jum'at, 17 April 2020 - 14:42 WIB
loading...
A A A
Sejak Februari, Institut Virologi Wuhan telah menepis desas-desus yang menyebut virus corona baru kemungkinan telah disintesis secara buatan di salah satu laboratoriumnya atau mungkin melarikan diri dari fasilitas tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo, dalam wawancara dengan Fox News Channel setelah konferensi pers Trump, mengatakan, AS tahu virus ini berasal dari Wuhan, China, dan bahwa Institut Virologi hanya beberapa mil jauhnya dari pasar 'basah'.

“Kami benar-benar membutuhkan pemerintah China untuk membuka diri dan membantu menjelaskan bagaimana sebenarnya penyebaran virus ini. Pemerintah China perlu berterus terang,” kata Pompeo.

Menanggapi gelombang tuduhan itu, Kementerian Luar Negeri China meminta masyarakat internasional berpegang pada apa yang disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut kementerian tersebut, WHO sudah mengatakan bahwa tidak ada bukti Covid-19 dibuat di sebuah laboratorium di Wuhan.

Bantahan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China. "Dirketur Jenderal WHO telah berulang kali menyatakan bahwa belum ada bukti yang menunjukkan bahwa virus itu dibuat di laboratorium," kata Zhao dalam siaran pers, Kamis (17/4/2020).

Zhao mengatakan, banyak ahli medis terkenal di seluruh dunia juga menggambarkan teori-teori munculnya virus seperti kebocoran dari laboratorium. Namun tidak memiliki bukti.

Zhao menegaskan, posisi China yang tidak bersalah dalam pandemi Covid-19. Zhao mengatakan bahwa virus tersebut merupakan masalah ilmiah yang harus dipelajari oleh para ilmuwan dan ahli medis.

Dia mengajak negara-negara lain bersatu dengan China untuk memerangi Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-Cov-2.

"Penyakit menular adalah musuh bersama umat manusia dan masyarakat internasional, dan kita hanya dapat mengalahkannya melalui respons rasional. China akan terus bekerja dengan negara-negara lain, saling membantu dan bersatu," kata dia, seperti dikutip dari CNN.
(nth)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2220 seconds (0.1#10.140)