Pemkot Makassar Berencana Rapid Test Massal di Tingkat RT/RW
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar berencana melakukan rapid test massal di tingkat RT/RW. Rencana ini disampaikan Penjabat Wali Kota Makassar , Yusran Yusuf.
"Kita akan melakukan rapid massal melalui RT/RW, tadi kita sudah kumpulkan camat dengan Kadinkes dan seluruhnya," kata Yusran, Jumat (15/5/2020).
Menurut Yusran, rapid test ini bisa dilakukan dalam jangka waktu dua hingga tiga hari ke depan. Dia memastikan, alat untuk menjalankan agenda ini cukup.
"Alat kita cukup, cuma tambah beberapa. Sudah ada scanner 300, rapid test kita masih ada berlebih, tinggal ditambah," ujarnya.
Di tahap awal, rapid test massal tingkat RT/RW akan menyasar lima kecamatan yang menjadi episentrum penyebaran virus corona atau COVID-19 , empat di antaranya adalah Kecamatan Makassar, Ujung Pandang, Tamalate dan Rappocini.
Langkah ini menurut Yusran dinilai tepat untuk memutus rantai penularan virus asal Wuhan, China ini dengan cara menemukan carriernya, atau pembawa virus.
"Pembawa itu yang dikarantina, kita bebas beraktivitas, masa misalnya dua orang ji sakit, kita semua dikurung, dan kasian juga yang rumahnya 4x5 baru 10 orang di dalam. Pasti lebih senang di luar," pungkas Yusran.
"Kita akan melakukan rapid massal melalui RT/RW, tadi kita sudah kumpulkan camat dengan Kadinkes dan seluruhnya," kata Yusran, Jumat (15/5/2020).
Menurut Yusran, rapid test ini bisa dilakukan dalam jangka waktu dua hingga tiga hari ke depan. Dia memastikan, alat untuk menjalankan agenda ini cukup.
"Alat kita cukup, cuma tambah beberapa. Sudah ada scanner 300, rapid test kita masih ada berlebih, tinggal ditambah," ujarnya.
Di tahap awal, rapid test massal tingkat RT/RW akan menyasar lima kecamatan yang menjadi episentrum penyebaran virus corona atau COVID-19 , empat di antaranya adalah Kecamatan Makassar, Ujung Pandang, Tamalate dan Rappocini.
Langkah ini menurut Yusran dinilai tepat untuk memutus rantai penularan virus asal Wuhan, China ini dengan cara menemukan carriernya, atau pembawa virus.
"Pembawa itu yang dikarantina, kita bebas beraktivitas, masa misalnya dua orang ji sakit, kita semua dikurung, dan kasian juga yang rumahnya 4x5 baru 10 orang di dalam. Pasti lebih senang di luar," pungkas Yusran.
(luq)