Keren, Semangat Berkarya Pelukis Pakasaban Tak Kendur di Tengah Pandemi

Minggu, 17 Januari 2021 - 01:00 WIB
loading...
Keren, Semangat Berkarya Pelukis Pakasaban Tak Kendur di Tengah Pandemi
Sejumlah pelukis yang tergabung dalam komunitas pelukis Pakasaban tetap semangat berkarya di tengah keterbatasan akibat pandemi COVID-19. SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Pandemi COVID-19 telah berdampak besar bagi para pelaku usaha, tak terkecuali pelaku seni seperti yang dialami sejumlah pelukis di Kabupaten Bandung.

Namun begitu, pandemi tak lantas mengurangi semangat mereka untuk terus berkarya menciptakan karya lukis terbaiknya.

Bahkan, mereka ingin membuktikan bahwa pandemi bukanlah halangan untuk terus berkarya, meski di tengah segala keterbatasan.

Ditemui di Sanggar Lukis SHOFY Q Art Sabtu (16/1/2021), sejumlah pelukis yang tergabung dalam komunitas pelukis Pakasaban, yakni Rohendi Susandi, Adi Chandra Hidayat, Tedi Sulaiman, Pevy, dan Hery mengakui bahwa pandemi memang sedikit mengganggu penjualan karya lukisnya.

Selain menggangu penjualan, pandemi COVID-19 menurut mereka memberikan dinamika tersendiri. Pasalnya, mereka tak lagi bisa mengajar anak-anak yang ingin mengembangkan kreativitasnya di bidang seni lukis.

"Namun, hal itu bukanlah halangan bagi kami untuk terus berkarya," ujar Rohendi mewakili teman-temannya.

Di sanggar lukis SHOFY Q Art, terdapat berbagai karya seni lukis dari berbagai aliran, mulai naturalis, abstrak, kaligrafi, hingga surealis. Adapun medianya, yakni kanvas dengan penggunaan cat acrilic, minyak, serta mix.

Menurut Rohendi, sanggar lukis Shofy Q Art yang terletak di Jalan Kopo Katapang Km 12, Kabupaten Bandung ini pun mengikuti anjuran pemerintah tentang protokoler kesehatan, salah satunya membatasi pengunjung hingga 30 persen setiap harinya.

"Protokol kesehatan kita terapkan, agar pengunjung merasa nyaman dan aman," ujarnya.

Sementara itu, Adi Chandra Hidayat menambahkan, selain menciptakan karya lukis terbaik, para seniman di sanggar lukis SHOFY Q Art juga memanfaatkan barang-barang bekas untuk dijadikan karya seni yang eksklusif, seperti kursi belajar untuk anak-anak pendidikan usia dini (Paud) dan taman kanak-kanak (TK) hingga kursi kafe.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1324 seconds (0.1#10.140)