Sebelum Ditemukan Terbunuh, Penculik Anak Pejabat di Karawang Sempat Minta Uang Rp400 Juta

Kamis, 14 Januari 2021 - 16:32 WIB
loading...
Sebelum Ditemukan Terbunuh,...
Kadiman, orang tua almarhum Fathan yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan. Foto/SINDOnews/Nilakusuma
A A A
KARAWANG - Kasus pembunuhan Fathan Ardian Nurmiftah (19), yang jenazahnya ditemukan di dekat parit Desa Bayurkidul, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, mengungkap fakta baru jika sebelumnya korban telah diculik.



Bahkan, penculik yang diduga membunuh korban meminta uang tebusan sebesar Rp400 juta kepada keluarga korban, agar korban selamat. Namun pihak keluarga korban tidak menuruti permintaan penculik, karena permintaan keluarga untuk melihat kondisi korban tidak dipenuhi.

"Penculik itu menghubungi saya melalui pesan WhatsApp (WA) melalui handphone anak saya, dan meminta uang tebusan Rp400 juta. Saat itu saya masih belum percaya anak saya jadi korban penculikan. Namun penculik itu selalu menghubungi saya meminta uang tebusan sambil mengancam jika tidak dipenuhi anak saya akan dibunuh ," ujar ayah korban, Kadiaman.



"Setelah itu saya konsultasi dengan pihak kepolisian, dan diminta untuk tidak memenuhi permintaan uang itu melalui transfer, tapi harus diajak ketemuan. Penculiknya tidak mau diajak bertemu setelah itu hilang komunikasi," imbuh Kadiman saat ditemui dikediamannya, Kamis (14/1/2021).

Menurut Kadiman, pihak keluarga masih belum percaya jika anaknya telah menjadi korban penculikan dan pembunuhan . Saat penculik pertama kali menghubungi keluarga melalui handphone korban, masih dianggap bercanada.



"Anak saya terakhir meninggalkan rumah Minggu (10/1/2021) malam. Dia pamit ingin ke rumah temannya di wilayah Perumnas. Setelah mendapat WA dari penculik, Senin (11/1/2021) pagi, kami menyusul ke rumah temannya itu. Tapi menurut temannya itu, anaknya tidak ada ke rumah. Disitu saya mulai percaya jika anak saya jadi korban kejahatan," katanya dengan lirih.

Kadiman mengaku, tidak mengetahui motif pembunuhan anaknya tersebut, dan memastikan anaknya tidak memiliki musuh di antara temannya. Karena anaknya selalu dalam pengawasan ketat orang tua, terutama dalam pergaulan. "Dia tidak suka merokok apalagi minum minuman keras. Hobinya olahraga dan pergaulannya terbatas dan diketahui orang tua," katanya.

Hanya saja Kadiman mengaku anaknnya pernah melapokan jika dirinya memiliki teman baru yang dikenalnya di warung angkringan di wilayah Johar, Karawang Timur. Namun Kadiman mengaku hanya memberi nasehat, agar anaknya berhati-hati dalam bergaul dan mencari teman. Apalagi ditengah situasi pandemi COVID-19 saat ini tidak boleh banyak bertemu teman. "Tapi saya belum tahu atau mengaitkan semua itu dengan peristiwa yang dialami anak saya. Saya serahkan semuanya kepada pihak kepolisian," tuturnya.



Menurut Kadiman, dia berharap polisi mengusut tuntas kematian anaknya dan berharap pembunuh anaknya itu dihukum setimpal sesuai aturan yang berlaku di Indonesia. "Cobaan ini sangat berat bagi keluarga. Namun saya yakin, ini semua kehendak Allah. Tapi pelakunya tidak bisa dibiarkan begitu saja," katanya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4297 seconds (0.1#10.140)