'Lalui Jalan Berliku' Takdir dan Garis Tangan Whisnu Sakti Akhirnya Sampai di Balai Kota Gantikan Bu Risma

Sabtu, 09 Januari 2021 - 10:17 WIB
loading...
Lalui Jalan Berliku Takdir dan Garis Tangan Whisnu Sakti Akhirnya Sampai di Balai Kota Gantikan Bu Risma
Langkah Whisnu Sakti Buana di Kota Surabaya berlari seperti kuda. Menjalani sisa pengabdian setelah mendapatkan tongkat estafet kepemimpinan dari Tri Rismaharini. Foto SINDOnews
A A A
SURABAYA - Langkah Whisnu Sakti Buana di Kota Surabaya berlari seperti “kuda”. Menjalani sisa pengabdian setelah mendapatkan tongkat estafet kepemimpinan dari Tri Rismaharini yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Sosial.

Jejak politisi kawakan banteng mocong putih itu begitu mengenal seluk beluk Kota Surabaya . Sempat gagal memperoleh tiket maju sebagai calon wali kota Surabaya . Namun mantan Ketua DPC PDIP Kota Surabaya itu tetap ditakdirkan jadi sebagai orang nomor satu di Kota Pahlawan meskipun dalam hitungan bulan.

(Baca: Ditunjuk Khofifah Jadi Plt, Whisnu Sakti Diusulkan Jadi Wali Kota Definitif Gantikan Risma)

WS, panggilan akrab Whisnu Sakti Buana , tak ingin sisa pengabdian di kota yang dicintainya ini berjalan biasa saja. Dalam situasi pandemi, WS terus memacu langkahnya untuk bisa memberikan arti yang besar bagi masyarakat.

Dalam hitungan hari, WS mampu menjahit hubungan yang sempat retak antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim. Penanganan pandemi COVID-19 pun terus dikerek dalam upaya besar berbagai pihak untuk menekan jumlah penularan di Surabaya.

Jalan silaturahmi pun dijalani. Sejak hari pertamanya menjabat sebagai Plt Wali Kota Surabaya, WS mengetuk semua pintu Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya untuk bergerak bersama dalam menanggani COVID-19. Dia mendatangi Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Polrestabes, Danrem Bhaskara Jaya sampai Gedung Negara Grahadi.

(Baca juga: Plt Wali Kota Surabaya Siap Disuntik Vaksin COVID-19 Pertama )

Dia menyadari tak bisa bekerja sendiri, dengan banyak “bolo” maka perang melawan COVID-19 bisa terus dilakukan. Dan jalinan silaturrahmi menjadi pintu masuk untuk membuat suasana Surabaya kondusif.

Kedatangan vaksin COVID-19 di Kota Surabaya pun langsung disambutnya. Bahkan, dirinya siap divaksin terlebih dahulu untuk memberikan contoh bagi warga di Kota Pahlawan. Dia memastikan, bahwa Forpimda siap memberikan contoh untuk dilakukan vaksinasi, sehingga dia mengaku bersama Forpimda sudah siap untuk divaksin pertama kali jika vaksin itu sudah datang.

“Iya siap. Kita akan memberikan contoh untuk divaksin,” kata WS beberapa waktu yang lalu.

Pada sisa 1,5 bulan memimpin Surabaya, WS ingin memastikan soft landing sebelum estafet kepemimpinan dipindahkan. Dirinya ingin memastikan di akhir masa jabatannya yang berduet dengan Tri Rismaharini tidak terbelit masalah hukum dalam serangkaian kebijakan yang diambil.

Dia ingin menyelesaikan masa jabatannya dalam kondisi aman dan clear semuanya. Apalagi dia harus mengelola Surabaya yang besar ini hanya dalam waktu sekitar 1,5 bulan, sehingga dia berharap bisa aman semuanya dalam menjaga amanah ini.

Dalam sisa waktu yang tersisa, dia mengaku akan melanjutkan berbagai hal yang telah ditinggalkan oleh Tri Rismaharini yang saat ini sudah menjabat Menteri Sosial.

WS juga ikut menyelami polemik penanganan COVID-19. Termasuk mengambil langkah tepat dan bijak di tengah masa sulit ini.

Apabila pemkot hanya fokus menangani kesehatan, maka hal ini dapat berdampak besar pada kondisi ekonomi masyarakat di bawah. Sementara jika penanganannya hanya difokuskan pada ekonomi, maka kasus COVID-19 akan semakin tidak terkendali. Makanya di Surabaya penanganannya dilakukan secara seimbang antara ekonomi dan kesehatan.

Penyelamatan aset kota pun dilakukan serta kembali menata penanganan banjir kota yang masih saja terjadi. Termasuk memastikan sarana olah raga di Surabaya yang akan menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20.

WS tak ingin bersantai di sisa masa jabatan. Meskipun sempat lelah terserap tenaganya ketika mempersiapakan diri menjadi salah satu calon wali kota, WS tak pernah patah arang. Ia masih menunjukan karakter kuat untuk memimpin Surabaya.

Termasuk ketika dirinya melyangkan protes ketika ada Kebijakan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat dilakukan di Surabaya.

Dia meminta penerapan kebijakan itu dilakukan secara menyeluruh di kabupaten/kota di Jatim. Dirinya melihat kalau peraturan ini hanya parsial justru di wilayah yang cenderung membaik beberapa hari ini, kemudian diterapkan aturan tersebut, maka yang di khawatirkan adalah banyaknya pasien dari luar kota yang dilimpahkan.

"Apalagi melihat penanganan kita baik. Kan kita jadi ketiban sampur. Kita tidak hanya melihat sisi penanganan COVID-19 saja, tetapi ada dampak yang lebih luas lagi," tegasnya.

Jalan terjal yang dilalui WS untuk menjadi orang nomor satu di Surabaya memang cukup berliku. Takdir dan garis tangannya tetap membawanya menjadi orang nomor satu di Surabaya saat ini meskipun dalam hitungan bulan.

WS masih tetap sama seperti belasan tahun yang lalu, dalam jalan sunyi dan banyak diam dalam ciri karakternya, larinya tetaplah kencang. Pengetahuannya tentang Surabaya, gagasan besar dan kematangannya di dunia politik menjadi modal yang cukup baginya untuk menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Surabaya.
(sms)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2817 seconds (0.1#10.140)