Polisi Jamin Keamanan Setelah Penyergapan Jaringan JAD di Sulsel
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel menjamin keamanan masyarakat di berbagai daerah, setelah penyergapan kelompok jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) , terduga teroris di lima titik antara lain Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Enrekang, Rabu (6/1/2021).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulsel , Kombes Pol E Zulpan meminta masyarakat tak perlu khawatir, terlebih orang-orang yang ditangkap dan dilumpuhkan adalah pentolan jaringan JAD di Sulsel. Dia meyakini Polri akan terus mengawal setiap upaya-upaya radikalisme berbahaya.
"Kepada seluruh masyarakat Sulsel tenang saja. Percayakan kepada Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat yang bekerja 24 jam. Kami jamin aman. Tidak usah khawatir," ungkap Zulpan kepada Sindonews, Jumat, (8/1/2021).
Menurut dia, secara umum, Sulsel sebenarnya masih cukup aman dari serangan paham radikal dan intoleran kelompok JAD . Namun Zulpan juga mengakui ada sebagian kecil wilayah yang jadi atensi terkait keberadaan jaringan ini, antara lain Makassar, Gowa dan Enrekang.
"Yang tertangkap itu sebagian kecil saja, artinya kita harus waspada bahaya teroris, karena bisa timbul di sekitar kita tanpa kita sadari. Oleh sebab itu, butuh bantuan semua pihak, pemerintah, tokoh agama, untuk bagaimana menyadarkan masyarakat agar memiliki iman kuat dalam agama," ucapnya.
Polri kata Zulpan, tengah mengupayakan mencari informasi dan mengembangkan struktur JAD di Sulsel maupun di luar wilayah ini. Mengingat fakta ditemukan ada sekitar ratusan orang yang ikut dalam paham menyimpang melalui program deradikalisasi.
"Karena itu merupakan salah satu program Polri bagaimana masyarakat tidak berpikir radikal. Tapi lagi-lagi ini perlu bantuan semua pihak, mulai dari pemerintah bawah sampai atas dan juga tokoh masyarakat. Satu hal kami harap semua tenang, situasinya sudah aman," tegasnya.
Perwira menengah Polri tiga bunga ini menyatakan, salah satu upaya mengidentifikasi kelompok serupa adalah aktif melaporkan hal-hal dari orang yang dicurigai dengan beberapa ciri-ciri seperti menutup diri, serta nomaden atau berpindah-pindah tempat tinggal.
"Itukan tanda-tanda semua. Jika mendeteksi ada orang atau kelompok yang tertutup di lingkungan dan selalu berkegiatan masif cenderung tertutup tolong laporkan ke kami, lewat polsek, polres, atau polda bisa juga dengan aparat lingkungan baik ketua RT sampai lurah," pinta Zulpan.
Mantan Analis Kebijakan Madya Bidang Kamsel Korlantas Polri itu mengaku, telah meningkatkan koordinasi dengan aparatur pemerintah di wilayah masing-masing. Bahkan, hingga ke tingkat RT dan RW agar lebih memudahkan dalam mendapatkan laporan aktivitas warga yang dicurigai.
"Jadi kegiatan yang dicurigai sesat bisa cepat terdeteksi oleh kita dan bisa langsung diambil tindakan tegas. Saya kira kemarin sudah cukup sebagai jaminan bagaimana kami tahu ada aktivitas diam-diam yang menyimpang bahkan ada agenda bunuh diri, dan itu bisa kita cegat," papar Zulpan.
Sejauh ini, lanjut Zulpan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri dibantu Jajaran Polda Sulsel terus mengevaluasi langkah-langkah lanjutan. Dia mengaku dari hasil pemetaan sementara indikasi penyebaran paham JAD belum masuk ke perguruan tinggi.
"Kalau masuk (paham JAD) ke perguruan tinggi tidak ada yang terafiliasi dengan radikalisme dan aliran sesat. Belum ada, pemeriksaan sementara perguruan tinggi di sini tidak ada. Memang sasarannya anak muda tapi untuk ke sana tidak ada," pungkasnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulsel , Kombes Pol E Zulpan meminta masyarakat tak perlu khawatir, terlebih orang-orang yang ditangkap dan dilumpuhkan adalah pentolan jaringan JAD di Sulsel. Dia meyakini Polri akan terus mengawal setiap upaya-upaya radikalisme berbahaya.
"Kepada seluruh masyarakat Sulsel tenang saja. Percayakan kepada Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat yang bekerja 24 jam. Kami jamin aman. Tidak usah khawatir," ungkap Zulpan kepada Sindonews, Jumat, (8/1/2021).
Menurut dia, secara umum, Sulsel sebenarnya masih cukup aman dari serangan paham radikal dan intoleran kelompok JAD . Namun Zulpan juga mengakui ada sebagian kecil wilayah yang jadi atensi terkait keberadaan jaringan ini, antara lain Makassar, Gowa dan Enrekang.
"Yang tertangkap itu sebagian kecil saja, artinya kita harus waspada bahaya teroris, karena bisa timbul di sekitar kita tanpa kita sadari. Oleh sebab itu, butuh bantuan semua pihak, pemerintah, tokoh agama, untuk bagaimana menyadarkan masyarakat agar memiliki iman kuat dalam agama," ucapnya.
Polri kata Zulpan, tengah mengupayakan mencari informasi dan mengembangkan struktur JAD di Sulsel maupun di luar wilayah ini. Mengingat fakta ditemukan ada sekitar ratusan orang yang ikut dalam paham menyimpang melalui program deradikalisasi.
"Karena itu merupakan salah satu program Polri bagaimana masyarakat tidak berpikir radikal. Tapi lagi-lagi ini perlu bantuan semua pihak, mulai dari pemerintah bawah sampai atas dan juga tokoh masyarakat. Satu hal kami harap semua tenang, situasinya sudah aman," tegasnya.
Perwira menengah Polri tiga bunga ini menyatakan, salah satu upaya mengidentifikasi kelompok serupa adalah aktif melaporkan hal-hal dari orang yang dicurigai dengan beberapa ciri-ciri seperti menutup diri, serta nomaden atau berpindah-pindah tempat tinggal.
"Itukan tanda-tanda semua. Jika mendeteksi ada orang atau kelompok yang tertutup di lingkungan dan selalu berkegiatan masif cenderung tertutup tolong laporkan ke kami, lewat polsek, polres, atau polda bisa juga dengan aparat lingkungan baik ketua RT sampai lurah," pinta Zulpan.
Mantan Analis Kebijakan Madya Bidang Kamsel Korlantas Polri itu mengaku, telah meningkatkan koordinasi dengan aparatur pemerintah di wilayah masing-masing. Bahkan, hingga ke tingkat RT dan RW agar lebih memudahkan dalam mendapatkan laporan aktivitas warga yang dicurigai.
"Jadi kegiatan yang dicurigai sesat bisa cepat terdeteksi oleh kita dan bisa langsung diambil tindakan tegas. Saya kira kemarin sudah cukup sebagai jaminan bagaimana kami tahu ada aktivitas diam-diam yang menyimpang bahkan ada agenda bunuh diri, dan itu bisa kita cegat," papar Zulpan.
Sejauh ini, lanjut Zulpan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri dibantu Jajaran Polda Sulsel terus mengevaluasi langkah-langkah lanjutan. Dia mengaku dari hasil pemetaan sementara indikasi penyebaran paham JAD belum masuk ke perguruan tinggi.
"Kalau masuk (paham JAD) ke perguruan tinggi tidak ada yang terafiliasi dengan radikalisme dan aliran sesat. Belum ada, pemeriksaan sementara perguruan tinggi di sini tidak ada. Memang sasarannya anak muda tapi untuk ke sana tidak ada," pungkasnya.
(agn)