Covid-19 Meningkat, Penerapan Prokes 3M Diminta Diefektifkan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 diminta lebih diefektifkan,karena peningkatan kasus virus tersebut pada awal tahun 2021 initermasuk di Sulsel.
Hal ini, mendapatkan perhatian luar biasa dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar. Humas IDI Kota Makassar , dr Wachyudi Muchsin berharap agar dengan adanya peningkatan kasus ini, menyadarkan masyarakat agar jangan menganggap remeh pandemi Covid-19 , yang saat ini tingkat penyebarannya lebih masif akibat Pilkada dan liburan dari awal.
"Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), sebab Makassar masuk zona merah, sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali," kata dia saat jadi pemateri sosialisasi penanganan Covid-19 di depan ASN dan pengurus Dharmawanita Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Sulsel di Ruang Pertemuan Perkimtan Sulsel, Jumat (8/1/2021).
Dirinya menjelaskan, dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju Covid-19 .
Apalagi, kata dia, saat ini, tingkat penularan Covid-19 kembali melonjak dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan juga semakin banyak. Belum lagi adanya varian baru virus Corona atau SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris lebih menular.
Dokter Koboi, sapaan akrab Wachyudi Muchsin, mengatakan, penularan varian baru virus corona B117 ini, bisa mencapai 70 persen lebih berbahaya.
”Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah 'penularannya tinggi',” sebutnya.
Dokter Yudi menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga bisa dilihat dari data awal tahun kembali pecahkan rekor positivity rate capai 29,5 persen. Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
Hal ini, mendapatkan perhatian luar biasa dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar. Humas IDI Kota Makassar , dr Wachyudi Muchsin berharap agar dengan adanya peningkatan kasus ini, menyadarkan masyarakat agar jangan menganggap remeh pandemi Covid-19 , yang saat ini tingkat penyebarannya lebih masif akibat Pilkada dan liburan dari awal.
"Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), sebab Makassar masuk zona merah, sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali," kata dia saat jadi pemateri sosialisasi penanganan Covid-19 di depan ASN dan pengurus Dharmawanita Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Sulsel di Ruang Pertemuan Perkimtan Sulsel, Jumat (8/1/2021).
Dirinya menjelaskan, dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju Covid-19 .
Apalagi, kata dia, saat ini, tingkat penularan Covid-19 kembali melonjak dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan juga semakin banyak. Belum lagi adanya varian baru virus Corona atau SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris lebih menular.
Dokter Koboi, sapaan akrab Wachyudi Muchsin, mengatakan, penularan varian baru virus corona B117 ini, bisa mencapai 70 persen lebih berbahaya.
”Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah 'penularannya tinggi',” sebutnya.
Dokter Yudi menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga bisa dilihat dari data awal tahun kembali pecahkan rekor positivity rate capai 29,5 persen. Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.