Kasus Positif COVID-19 Terus Bertambah, Makassar Berpotensi PSBB

Jum'at, 08 Januari 2021 - 11:02 WIB
loading...
Kasus Positif COVID-19 Terus Bertambah, Makassar Berpotensi PSBB
Kasus positif Covid-19 di Kota Makassar terus bertambah. Jika tak kunjung terkendali, PSBB berpotensi jadi alternatif. Foto: Ilustrasi/Istimewa
A A A
MAKASSAR - Kasus positif Covid-19 di Kota Makassar terus bertambah. Jika tak kunjung terkendali, Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) akan diambil sebagai alternatif untuk menekan peningkatan kasus yang lebih tinggi.

Ketua Tim Ahli Epidemiologi Satgas Covid-19 Kota Makassar, Ansariadi mengatakan tingginya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi pertimbangan PSBB mesti diberlakukan di Kota Makassar. Kebijakan itu bahkan sudah didiskusikan dengan Pj Wali Kota Makassar , Rudy Djamaluddin.

Peningkatan kasus ini mengakibatkan pemakaian rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 kian sesak. Sudah mencapai 80%. Belum lagi, hotel yang digunakan untuk isolasi mandiri pun sudah penuh.

"Kalau begini terus situasinya sampai dua minggu ke depan maka PSBB itu akan menjadi alternatif," tegas Ansariadi, Kamis (8/1/2021).

Kendati demikian, Satgas Covid-19 masih mengupayakan penekanan kasus positif melalui pemberlakukan pembatasan jam operasional bagi pelaku usaha dan penutupan sementara tempat wisata.

Termasuk menerapkan work from home (WFH) di wilayah perkantoran. Sebab harus ada persiapan yang matang untuk memberlakukan PSBB .Jangan sampai menimbulkan gejolak.

"Jadi penekanan-penekanan yang sifatnya tidak seperti PSBB , tapi sedikit demi sedikit mengarah ke PSBB sambil mempersiapkan PSBB sebagai altetnatif terakhir jika memang kasus tidak terkendali," papar dia.



Pengamat Pemerintahan, Andi Lukman Irwan mengatakan jika dilihat dari tingginya kasus positif di Kota Makassar, pemerintah mesti mengambil langkah yang lebih serius untuk membuat masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan .

Sehingga menurut dia, penting melokalisir kegiatan aktivitas masyarakat yang berpotensi menimbulkan kerumuman dan keramaian dengan melakukan pola pembatasan sosial.

Hanya saja, pola pembatasan yang dimaksud tidak merujuk pada pembatasan waktu, seperti kebijakan pembatasan jam malam ataupun PSBB .

"Pembatasan ini justru membuat masyarakat aktivitas padat keluar rumah itu mulai siang sampai sore hari. Ini justru tidak menjadi positif untuk menekan laju penambahan kasus, " ujar Irwan.

Irwan berpendapat pemerintah kota seharusnya lebih fokus pada pembatasan pergerakan orang kota ketimbang harus memberlakukan kembali PSBB ataupun pembatasan jam malam.

Sebab dia menilai kebijakan tersebut justru akan membuat ekonomi masyarakat semakin terpuruk sekaligus membebani APBD Kota Makassar.

Sehingga unsur pemerintah harus selalu turun mengawasi tempat-tempat yang berpotensi terjadinya kerumunan orang.

"Saya kira pembatasan pergerakan orang dalam kota ini yang harus dikedepankan, untuk membuat semua warga yang keluar rumah patuh terhadap protokol kesehatan ," papar dia.

(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1442 seconds (0.1#10.140)