Lumbung Pangan Jatim dan Strategi Kendalikan Inflasi
loading...
A
A
A
SURABAYA - Program Lumbung Pangan Jatim dianggap mampu menjadi kontrol inflasi daerah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, pada November 2020, Jatim hanya mengalami inflasi sebesar 0,26%.
Tingkat inflasi tahun kalender November 2020 sebesar 0,98 % dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2020 terhadap November 2019) sebesar 1,50%.
Lumbung Pangan Jatim menjadi strategi Pemprov Jatim dalam menjaga ketersediaan bahan pokok dan juga stabilitas harga sembako. Sehingga, inflasi bisa tetap terkendali dan terjaga. Utamanya selama masa pandemi COVID-19 maupun momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021.
(Baca juga: Sudah Ada Korban, Berikut Riwayat Penularan COVID-19 di ITS )
Diketahui bahwa setiap tahunnya, Nataru menjadi momen terjadinya inflasi dan kenaikan harga sejumlah bahan pokok tertentu.
Seperti harga telur ayam, daging ayam, beras, dan juga gula. Namun tidak demikian di tahun 2020. Lewat Lumbung Pangan Jatim, pada saat Nataru, harga sembako masih stabil dan bahkan dijual di bawah harga pasar.
Bahkan, untuk harga bahan pokok tersedia di Lumbung Pangan Jatim ini sudah sangat murah dan bisa dipesan dari seluruh kabupaten/kota di Jatim.
“Ketersediaan bahan pokok di Jatim selama Nataru kami jamin aman dan stoknya melimpah. Jadi tidak perlu melakukan aksi borong," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Senin (28/12/2020).
Di Lumbung Pangan Jatim, gula pasir dijual d dengan harga Rp11.200 per kilogram (kg), daging ayam utuh dengan harga Rp27.000 per kg, bawang putih Rp25.000 per kg, minyak goreng mulai Rp13.000 per liter, dan beras premium mulai Rp49.500 per 5 kg.
“Kami juga memberikan subsidi untuk pengiriman pembelanjaan ke seluruh wilayah di Jatim. Baik yang belanja lewat website, lewat COD by WA, lewat drive thru, dan juga melalui BUMDes,” tandas Khofifah.
Tingkat inflasi tahun kalender November 2020 sebesar 0,98 % dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2020 terhadap November 2019) sebesar 1,50%.
Lumbung Pangan Jatim menjadi strategi Pemprov Jatim dalam menjaga ketersediaan bahan pokok dan juga stabilitas harga sembako. Sehingga, inflasi bisa tetap terkendali dan terjaga. Utamanya selama masa pandemi COVID-19 maupun momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021.
(Baca juga: Sudah Ada Korban, Berikut Riwayat Penularan COVID-19 di ITS )
Diketahui bahwa setiap tahunnya, Nataru menjadi momen terjadinya inflasi dan kenaikan harga sejumlah bahan pokok tertentu.
Seperti harga telur ayam, daging ayam, beras, dan juga gula. Namun tidak demikian di tahun 2020. Lewat Lumbung Pangan Jatim, pada saat Nataru, harga sembako masih stabil dan bahkan dijual di bawah harga pasar.
Bahkan, untuk harga bahan pokok tersedia di Lumbung Pangan Jatim ini sudah sangat murah dan bisa dipesan dari seluruh kabupaten/kota di Jatim.
“Ketersediaan bahan pokok di Jatim selama Nataru kami jamin aman dan stoknya melimpah. Jadi tidak perlu melakukan aksi borong," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Senin (28/12/2020).
Di Lumbung Pangan Jatim, gula pasir dijual d dengan harga Rp11.200 per kilogram (kg), daging ayam utuh dengan harga Rp27.000 per kg, bawang putih Rp25.000 per kg, minyak goreng mulai Rp13.000 per liter, dan beras premium mulai Rp49.500 per 5 kg.
“Kami juga memberikan subsidi untuk pengiriman pembelanjaan ke seluruh wilayah di Jatim. Baik yang belanja lewat website, lewat COD by WA, lewat drive thru, dan juga melalui BUMDes,” tandas Khofifah.