Suami Tak Bisa Melaut karena Musim Ombak, Istri Nelayan di Perbatasan Bercocok Tanam Hidroponik
loading...
A
A
A
BINTAN - Musin Utara atau musim ombak yang bakal terjadi selama tiga bulan ke depan, sejak Desembar 2020, membuat para nelayan di Pulau Bintan, Kepulauan Riau Meradang. Pasalnya, mereka tidak akan bisa mencari nafkah sebagai nelayan selama tiga bulan ke depan. Untuk mensiasati hal tersebut, para istri nelayan berinisiatip menanam sayuran hidroponik sengan memanfaatkan pekarangan yang ada.
(Baca juga : Bunuh dan Potong-potong Tubuh Kekasih, 'Napoleon' Rusia Dibui 12,5 Tahun )
"Dengan tidak bisa melaut selama tiga bulan, otomatis penghasilan keluarga tidak ada. Makanya kami menanam sayuran hidroponik supaya ada penghasilan untuk membantu ekonomi keluarga,” ujar Uni, salah seorang istri nelayan di Kelurahan Tanjung Batu Utara, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/12/2020).
(Baca juga : Ahli Kecantikan Rusia Koma Diterkam 10 Anjing Liar, Wajahnya Dikunyah )
Sayuran yang ditanam berupa sawi, selada, daun sop dan berbagai tanaman sayur lainnya. Penanaman sayuran hidroponik dilakukan secara berkelompok di bawah binaan Lurah Tanjungbatu Utara Asniyati. Mereka kemudian memasarkan sayuran hidroponik secara online maupun titip jual di warung-warung masyarakat.
(Baca juga : Diversifikasi Pangan, Ini Keunggulan Singkong yang Belum Banyak Diketahui )
Menurut Lurah Tanjung Batu Utara Asniyati, kegiatan ini sangat memberikan manfaat kepada masyarakat karena para istri nelayan dapat membantu ekonomi keluarga yang terpuruk di musim utara dan masa pandemi COVID-19 sekarang ini. "Selain mendapat pelatihan secara berkelompok mereka juga melakukan kegiatan penanaman sayuran hidroponik di pekarangan rumah masing-masing," ujar Lurah Asniyati. (Baca: Warga Perbatasan di Bintan Rasakan Manfaat Pembangunan Lewat Bantuan Dana Pusat).
Sementara menurut Kepala Bagian Perbatasan Pemkab Bintan, Hasan, program ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kawasan perbatasan. Secara geodrafis Kabupaten Bintan merupakan wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan laut dengan Singapura dan Malaysia. Di Kabupaten ini ada empat kecamatan yang menjadi lokasi prioritas pembangunan perbatasan yang telah ditetapkan Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) RI," pungkasnya.
(Baca juga : Bunuh dan Potong-potong Tubuh Kekasih, 'Napoleon' Rusia Dibui 12,5 Tahun )
"Dengan tidak bisa melaut selama tiga bulan, otomatis penghasilan keluarga tidak ada. Makanya kami menanam sayuran hidroponik supaya ada penghasilan untuk membantu ekonomi keluarga,” ujar Uni, salah seorang istri nelayan di Kelurahan Tanjung Batu Utara, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/12/2020).
(Baca juga : Ahli Kecantikan Rusia Koma Diterkam 10 Anjing Liar, Wajahnya Dikunyah )
Sayuran yang ditanam berupa sawi, selada, daun sop dan berbagai tanaman sayur lainnya. Penanaman sayuran hidroponik dilakukan secara berkelompok di bawah binaan Lurah Tanjungbatu Utara Asniyati. Mereka kemudian memasarkan sayuran hidroponik secara online maupun titip jual di warung-warung masyarakat.
(Baca juga : Diversifikasi Pangan, Ini Keunggulan Singkong yang Belum Banyak Diketahui )
Menurut Lurah Tanjung Batu Utara Asniyati, kegiatan ini sangat memberikan manfaat kepada masyarakat karena para istri nelayan dapat membantu ekonomi keluarga yang terpuruk di musim utara dan masa pandemi COVID-19 sekarang ini. "Selain mendapat pelatihan secara berkelompok mereka juga melakukan kegiatan penanaman sayuran hidroponik di pekarangan rumah masing-masing," ujar Lurah Asniyati. (Baca: Warga Perbatasan di Bintan Rasakan Manfaat Pembangunan Lewat Bantuan Dana Pusat).
Sementara menurut Kepala Bagian Perbatasan Pemkab Bintan, Hasan, program ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kawasan perbatasan. Secara geodrafis Kabupaten Bintan merupakan wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan laut dengan Singapura dan Malaysia. Di Kabupaten ini ada empat kecamatan yang menjadi lokasi prioritas pembangunan perbatasan yang telah ditetapkan Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) RI," pungkasnya.
(nag)