Dua Tantangan Gubernur untuk Pj Wali Kota Makassar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dua tantangan berat dari Gubernur Sulsel bakal dijalankan Yusran Jusuf usai dilantik sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar baru menggantikan Iqbal Samad Suhaeb.
Tantangan tersebut yakni percepatan penanggulangan Covid-19 serta membangun sinergitas tim yang kuat dan solid dalam mengatasi pandemi tersebut.
"Karena target kita bulan Mei, konfirmasi positif itu harus terus menurun bahkan melandai. Harapan kita bisa sampai pada titik nol. Tapi kita tidak melonggarkan, tetap kita pada prosedur kesehatan," tukas Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah usai pelantikan.
Baca : Lantik Pj Wali Kota Baru, Nurdin Ingatkan Pentingnya Sinergitas
Dengan tim yang solid dan bersinergi, Nurdin meyakini persoalan penanggulangan Covid-19 bisa diatasi. Team work yang kuat, kata dia, harus mulai dibangun dari tingkat bawah, dari camat, lurah, hingga RT/RW. Nurdin berharap, Pj Wali Kota ini punya semangat baru untuk bersama-sana memutus rantai penularan Covid-19 ini.
"Masa jabatan juga setahun. Maksimal. Tapi tidak menutup kemungkinan bisa 3 bulan, 6 bulan, bisa sembilan bulan. Tergantung kinerja. Karena kita sudah memayungi peraturan gubernur. Makanya gubernur berhak mengevaluasi Pj," sambungnya.
Meski baru dilantik, Yusran diperhadapkan pada kondisi yang sulit. Memimpin Kota Makassar di masa transisi, di tengah kondisi wabah Covid-19. Kota Makassar sebagai episentrum penyebaran virus korona, dituntut untuk dituntaskan.
Nurdin membeberkan, pandemi Covid-19 telah berdampak pada berbagai sektor. Tidak hanya berimplikasi di sektor sosial, namun juga ekonomi. Di satu sisi, harus sesegera mungkin memutus mata rantai penyebaran virus.
"Kita menghadapi PHK besar-besaran. Ini dampak Covid-19. Perusahaan harus tutup. Puluhan ribu tenaga kerja dirumahkan, bahkan di PHK. Saya kira ini beban baru bagi kita. Bagaimana mereka bisa menyambung hidup," papar Nurdin.
Tantangan tidak kalah pentingnya yang harus dipikirkan adalah recovery pasca pandemi. Menurut Nurdin, ini yang paling berat. Apalagi negara saat ini dalam kesulitan untuk anggaran. Banyak program strategis terkendala, karena anggaran kegiatannya harus dikorbankan untuk penanggulangan Covid-19.
Tantangan tersebut yakni percepatan penanggulangan Covid-19 serta membangun sinergitas tim yang kuat dan solid dalam mengatasi pandemi tersebut.
"Karena target kita bulan Mei, konfirmasi positif itu harus terus menurun bahkan melandai. Harapan kita bisa sampai pada titik nol. Tapi kita tidak melonggarkan, tetap kita pada prosedur kesehatan," tukas Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah usai pelantikan.
Baca : Lantik Pj Wali Kota Baru, Nurdin Ingatkan Pentingnya Sinergitas
Dengan tim yang solid dan bersinergi, Nurdin meyakini persoalan penanggulangan Covid-19 bisa diatasi. Team work yang kuat, kata dia, harus mulai dibangun dari tingkat bawah, dari camat, lurah, hingga RT/RW. Nurdin berharap, Pj Wali Kota ini punya semangat baru untuk bersama-sana memutus rantai penularan Covid-19 ini.
"Masa jabatan juga setahun. Maksimal. Tapi tidak menutup kemungkinan bisa 3 bulan, 6 bulan, bisa sembilan bulan. Tergantung kinerja. Karena kita sudah memayungi peraturan gubernur. Makanya gubernur berhak mengevaluasi Pj," sambungnya.
Meski baru dilantik, Yusran diperhadapkan pada kondisi yang sulit. Memimpin Kota Makassar di masa transisi, di tengah kondisi wabah Covid-19. Kota Makassar sebagai episentrum penyebaran virus korona, dituntut untuk dituntaskan.
Nurdin membeberkan, pandemi Covid-19 telah berdampak pada berbagai sektor. Tidak hanya berimplikasi di sektor sosial, namun juga ekonomi. Di satu sisi, harus sesegera mungkin memutus mata rantai penyebaran virus.
"Kita menghadapi PHK besar-besaran. Ini dampak Covid-19. Perusahaan harus tutup. Puluhan ribu tenaga kerja dirumahkan, bahkan di PHK. Saya kira ini beban baru bagi kita. Bagaimana mereka bisa menyambung hidup," papar Nurdin.
Tantangan tidak kalah pentingnya yang harus dipikirkan adalah recovery pasca pandemi. Menurut Nurdin, ini yang paling berat. Apalagi negara saat ini dalam kesulitan untuk anggaran. Banyak program strategis terkendala, karena anggaran kegiatannya harus dikorbankan untuk penanggulangan Covid-19.