Milenial Jambi Dibekali Pengetahuan Fintech Lending untuk Modal Usaha

Selasa, 22 Desember 2020 - 00:15 WIB
loading...
Milenial Jambi Dibekali Pengetahuan Fintech Lending untuk Modal Usaha
Social Media Strategist & CRM Lead Empat Kali Ghaldy Baldy Glend.Foto/ist
A A A
JAMBI - Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DKNI) pada 2019 menargetkan 75% inklusi keuangan. Target tersebut hingga saat ini baru tercapai 49%. Inklusi keuangan ditargetkan menyasar masyarakat bawah.

Dengan hadirnya finansial teknologi (fintech) diharapkan dapat menjadi alternatif solusi untuk membantu mencapai target inklusi keuangan tersebut.

Di tengah pandemi sekarang ini, upaya mendorong inklusi keuangan terus dilakukan. Termasuk upaya pengenalan yang dilakukan dua platform fintech lending PT. Akur Dana Abadi (Jembatan Emas) dan PT. Empat Kali Indonesia (Empat Kali).

(Baca juga: Medan Digemparkan Rekaman Aksi Kekerasan, 2 Pria Pukuli 2 Anak Yatim )

Upaya tersebut adalah talkshow dengan mahasiswa Universitas Batanghari pada Senin (21/12/2020) secara daring. Sosialisasi ini untuk mengenalkan industri fintech peer-to-peer lending serta pemahaman inovasi yang dilakukan fintech untuk tetap mendorong inklusi keuangan selama masa pandemi.

Menurut Head of Marketing Jembatan Emas, Santoso, pihaknya berharap kehadiran industri fintech P2P lending mampu meningkatkan pengetahuan terkait layanan keuangan berbasis digital. "Dan membuka akses finansial ke seluruh lapisan masyarakat melalui model bisnis fintech lending," terangnya.



Data yang telah diterima oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bisnis pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending telah mencapai Rp 128,7 triliun hingga kuartal III 2020. Nilai itu tumbuh dari posisi tahun lalu hanya Rp44,8 triliun.

Hal ini membuktikan industri P2P lending turut mendorong dan menggerakkan perekonomian negara seiring dengan pertumbuhannya yang signifikan. Kenaikan pesat penyaluran pinjaman P2P lending ini tak lepas dari peningkatan jumlah akun peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender) dengan pengguna aktif rentang usia produktif 19-34 tahun.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berharap stakeholders terkait mampu menjaga tren pertumbuhan positif ini, sehingga industri fintech P2P lending ke depan terus bisa berinovasi dalam memberikan layanan keuangan terhadap masyarakat.

Sementara itu, Ghaldy Baldy Glend Social Media Strategist & CRM Lead Empat Kali menambahkan, dengan adanya edukasi daring ini, berharap masyarakat Jambi dapat memanfaatkan layanan produk P2P lending untuk kebutuhan dalam menghadapi masa pandemi dan tetap waspada terhadap fintech ilegal.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2294 seconds (0.1#10.140)