Partisipasi Pemilih di Pangkep Tertinggi, Makassar Terendah
loading...
A
A
A
MAKASSAR - 12 KPU kabupaten/kota di Sulsel telah menggelar Pilkada Serentak 2020 . Jumlah partisipasi pemilih jadi sorotan.
Kabupaten Pangkep menjadi daerah yang paling tinggi tingkat partisipasinya. Angkanya mencapai 83,29% atau naik 5% dari Pemilu 2019 lalu. Sementara di Makassar partisipasi paling rendah mencapai 59,66 persen.
"Kalau tahun ini kita tembus 83,29%. Dibanding Pileg 2019 hanya 78,4% atau kita mengalami kenaikan 5% lebih," kata Komisioner KPU Pangkep Rohani.
Menurut Rohani, partisipasi pemilih tinggi karena masifnya sosialiasi yang dilakukan oleh KPU Pangkep. Begitu pun dengan empat paslon di Pilkada Pangkep 2020.
"Mungkin karena itu para pemilih berbondong-bondong datang ke TPS, walaupun awalnya kami pesimis. Karena pilkada ini berlangsung di tengah pandemi, tapi Alhamdulillah masyarakat masih percaya juga dengan penyelenggara," ujarnya.
Kabupaten Kepulauan Selayar berada di tempat kedua partisipasi pemilih tertinggi, jumlahnya mencapai 83,26%.
Komisioner KPU Kepulauan Selayar Andi Dewantara membeberkan alasan partisipasi pemilih tak mencapai 100%. Kata dia, banyak faktor yang mempengaruhinya.
"Sosialiasi yang kami lakukan yang harusnya secara masif, mengalami hambatan karena pengurangan program. Ini dampak dari Covid-19, sehingga kalau dari sisi program kerja, memang tidak mendukung," pungkasnya.
Dewantara menuturkan, gerakan pengumpulan massa yang kerap dilakukan di pilkada sebelumnya juga sudah dihapuskan dalam PKPU, seperti pelaksanaan gerak jalan santai, yang dianggap bisa menjadi daya tarik pemilih.
"Kami juga melihat, banyaknya mahasiswa Selayar yang tidak kembali dari Makassar, khususnya pemilih pemula yang masuk dalam DPT. Mereka menempuh pendidikan di Makassar, tapi di hari H mereka tidak kembali untuk memilih," jelasnya.
Adapun Makassar menjadi daerah yang partisipasi pemilihnya paling rendah, angkanya mencapai 59,66 persen saja.
Ketua KPU Makassar Farid Wadji mengungkapkan, angka tersebut sudah sangat luar biasa, sebab naik 0,7% dari Pilwalkot 2018 lalu.
"Ada kenaikan. Ini melampaui target kita, karena proyeksi banyak orang di situasi pandemi, partisipasi agak anjlok. Ternyata konfirmasi kita berbeda, hasil perhitungan suara ternyata partisipasi kita 59,6%," paparnya.
Farid mengklaim, pihaknya awalnya mematok target 77,5% partisipasi pemilih , namun karena situasi pandemi, target tersebut tak bisa lagi dijadikan patokan.
"Angka 77,5% itu partisipasi yang ditarget sebelum data Covid-19. Tidak relevan ketika kita jadikan itu standar yang sama di situsi pandemi. Yang pasti di situasi pandemi proyeksi kita akan turun, ternyata situasi berubah. Ketika hari perhitungan suara, walaupun ada hujan di pagi hari, ternyata partisipasi kita bisa naik," pungkasnya.
Berikut Daftar Partisipasi Pemilih pada Pilkada Serentak tahun 2020
Makassar 59,66%
Gowa 78,24%
Bulukumba 74,25%
Kepulauan Selayar 83,26%
Maros 77,94%
Pangkep 83,29%
Barru 81%
Soppeng 75,9%
Tana Toraja 79,58%
Toraja Utara 81,89%
Luwu Utara 80,5%
Luwu Timur 80,46%
Kabupaten Pangkep menjadi daerah yang paling tinggi tingkat partisipasinya. Angkanya mencapai 83,29% atau naik 5% dari Pemilu 2019 lalu. Sementara di Makassar partisipasi paling rendah mencapai 59,66 persen.
"Kalau tahun ini kita tembus 83,29%. Dibanding Pileg 2019 hanya 78,4% atau kita mengalami kenaikan 5% lebih," kata Komisioner KPU Pangkep Rohani.
Menurut Rohani, partisipasi pemilih tinggi karena masifnya sosialiasi yang dilakukan oleh KPU Pangkep. Begitu pun dengan empat paslon di Pilkada Pangkep 2020.
"Mungkin karena itu para pemilih berbondong-bondong datang ke TPS, walaupun awalnya kami pesimis. Karena pilkada ini berlangsung di tengah pandemi, tapi Alhamdulillah masyarakat masih percaya juga dengan penyelenggara," ujarnya.
Kabupaten Kepulauan Selayar berada di tempat kedua partisipasi pemilih tertinggi, jumlahnya mencapai 83,26%.
Komisioner KPU Kepulauan Selayar Andi Dewantara membeberkan alasan partisipasi pemilih tak mencapai 100%. Kata dia, banyak faktor yang mempengaruhinya.
"Sosialiasi yang kami lakukan yang harusnya secara masif, mengalami hambatan karena pengurangan program. Ini dampak dari Covid-19, sehingga kalau dari sisi program kerja, memang tidak mendukung," pungkasnya.
Dewantara menuturkan, gerakan pengumpulan massa yang kerap dilakukan di pilkada sebelumnya juga sudah dihapuskan dalam PKPU, seperti pelaksanaan gerak jalan santai, yang dianggap bisa menjadi daya tarik pemilih.
"Kami juga melihat, banyaknya mahasiswa Selayar yang tidak kembali dari Makassar, khususnya pemilih pemula yang masuk dalam DPT. Mereka menempuh pendidikan di Makassar, tapi di hari H mereka tidak kembali untuk memilih," jelasnya.
Adapun Makassar menjadi daerah yang partisipasi pemilihnya paling rendah, angkanya mencapai 59,66 persen saja.
Ketua KPU Makassar Farid Wadji mengungkapkan, angka tersebut sudah sangat luar biasa, sebab naik 0,7% dari Pilwalkot 2018 lalu.
"Ada kenaikan. Ini melampaui target kita, karena proyeksi banyak orang di situasi pandemi, partisipasi agak anjlok. Ternyata konfirmasi kita berbeda, hasil perhitungan suara ternyata partisipasi kita 59,6%," paparnya.
Farid mengklaim, pihaknya awalnya mematok target 77,5% partisipasi pemilih , namun karena situasi pandemi, target tersebut tak bisa lagi dijadikan patokan.
"Angka 77,5% itu partisipasi yang ditarget sebelum data Covid-19. Tidak relevan ketika kita jadikan itu standar yang sama di situsi pandemi. Yang pasti di situasi pandemi proyeksi kita akan turun, ternyata situasi berubah. Ketika hari perhitungan suara, walaupun ada hujan di pagi hari, ternyata partisipasi kita bisa naik," pungkasnya.
Berikut Daftar Partisipasi Pemilih pada Pilkada Serentak tahun 2020
Makassar 59,66%
Gowa 78,24%
Bulukumba 74,25%
Kepulauan Selayar 83,26%
Maros 77,94%
Pangkep 83,29%
Barru 81%
Soppeng 75,9%
Tana Toraja 79,58%
Toraja Utara 81,89%
Luwu Utara 80,5%
Luwu Timur 80,46%
(agn)