Imbas Aturan Swab, Asita Sebut Banyak Wisatawan Batalkan Liburan ke Bali

Kamis, 17 Desember 2020 - 15:58 WIB
loading...
Imbas Aturan Swab, Asita Sebut Banyak Wisatawan Batalkan Liburan ke Bali
Asita Jawa barat menyebut kebijakan swab untuk wisatawan berdampak pembatalan perjalanan menuju Bali.Foto/ilustrasi
A A A
BANDUNG - Asosiasi Pengusaha Perjalanan Wisata ( Asita ) Jawa Barat mengakui banyak wisatawan yang berencana berlibur ke Bali, membatalkan perjalanan, menyusul kebijakan Pemprov Bali mewajibkan swab untuk penumpang pesawat udara.

"Saya sudah dengar banyak penumpang yang membatalkan penebangan ke Bali, sangat banyak setelah diberlakukannya wajib test swab mulai 18 Desember 2020 besok," kata Ketua Asita Jabar, Budijanto Ardiansjah, Kamis (17/12/2020).

(Baca juga: Asita Jabar Keberatan Penerapan Swab dan Rapid Antigen )

Menurut dia, ketentuan swab menyebabkan pengeluaran masyarakat tinggi. Karena, untuk swab setidaknya diperlukan biaya Rp900.000. Biaya swab, bahkan lebih tinggi dari tarif pesawat untuk beberapa tanggal penting.

"Ini kan sangat menggangu bagi kami sektor pariwisata yang baru merangkak naik. Yang dirugikan banyak, tidak hanya industri travel agen, tetapi juga industri hotel, airline, dan lainnya," beber dia.

Menurut dia, kebijakan Pemprov Bali bahkan merembet ke daerah lain. Itu karena Bali menjadi destinasi wisata favorit masyarakat. Bahkan, beberapa daerah diperkirakan bakal menerapkan kebijakan serupa.

(Baca juga: Akselerasi Pemulihan Ekonomi, Jabar Gagas Gerakan Silih Tulungan )

Menurut Budi, pemerintah dibayar oleh rakyat untuk mengurus negara. Banyak orang pintar dan kredibel yang bisa membantu mengambil keputusan. Semestinya, semua kebijakan jelas ditetapkan sejak awal terkait pandemi. Jangan tampak tutup buka seperti saat ini.

"Kami sangat terganggu dengan kebijakan pemerintah ini. Mungkin tujuan mereka baik untuk mencegah penularan covid. Tapi masalahnya, aturannya tidak konsisten dan berubah terus. Sebentar buka, sebentar tutup, sebentar enggak boleh. Ini yang menjadi bingung industri pariwisata," keluh Budi
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1057 seconds (0.1#10.140)