Evaluasi Dinkes, Libur Panjang Berkontribusi 10% Penambahan Kasus COVID-19

Sabtu, 12 Desember 2020 - 15:00 WIB
loading...
Evaluasi Dinkes, Libur...
Hasil evaluasi Dinkes KBB menyebutkan salah satu penyumbang angka COVID-19 adalah masa libur panjang.Foto/ilustrasi
A A A
BANDUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyebutkan jika libur panjang bekontribusi pada peningkatan kasus COVID-19. Untuk itu menjelang masuk libur panjang Natal dan akhir tahun nanti, Dinkes KBB akan melakukan pengawasan ketat agar jumlah kasusnya tidak bertambah banyak.

"Hasil evaluasi kami, libur panjang sebelumnya berkontribusi pada peningkatan kasus baru COVID-19 sekitar 10%. Ini yang kami waspada jelang libur Natal dan akhir tahun," kata Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto, Sabtu (12/12/2020).

Melihat pada pengalaman tersebut, Hernawan meminta agar masyarakat menahan diri tidak berpergian ke luar kota. Sebab kebanyakan kasus baru muncul dikarenakan oleh klaster keluarga dan pelaku perjalanan luar daerah.

(Baca juga: Beredar Kabar Habib Rizieq Ditangkap, Polda Jabar: Tidak benar )

"Ya, kalau tidak mendesak sebaiknya tidak pergi ke luar daerah dulu. Apalagi ke daerah zona merah," imbuhnya.

Saat ini, kata dia, menjelang libur akhir tahun KBB sudah kembali ke zona oranye atau risiko sedang penyebaran Covid-19 dari sebelumnya berada di zona merah. Ini harus terus dipertahankan atau ditingkatkan angka kesembuhannya agar bisa ke zona kuning bahkan hijau.

Berdasarkan catatan Dinkes KBB, kasus Covid-19 di KBB menyentuh angka 1.242 orang. Rinciannya 397 orang positif aktif atau bertambah 15, lalu 818 orang dinyatakan sembuh atau ada penambahan 20 orang, serta 27 orang meninggal dunia. Jika dirata-ratakan per hari untuk kasus sembuh dan positif bisa sekitar 20 kasus.

(Baca juga: COVID-19 di Salatiga Meledak Lagi, Hari Ini Tambah 109 Kasus )

Disinggung soal ketersediaan ruang isolasi khusus COVID-19 di sejumlah rumah sakit rujukan, dia memastikan kondisinya aman. Walaupun sebelumnya sempat ada pasien positif yang masuk daftar tunggu. Itu dikarenakan lonjakan kasus dan yang sembuhnya fluktuatif, ada yang dirawat dan tapi ada yang sembuh.

"Meski sudah keluar dari zona merah, bukan berarti menurunkan kewaspadaan terhadap penyebaran COVID-19. Ancaman masih ada, dan kalau terjadi ledakan kasus lagi bukan tidak mungkin jadi zona merah lagi," pungkasnya
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2010 seconds (0.1#10.140)