Perusahaan Tisu Ini Incar Penjualan Rp2,6 Triliun di 2021
loading...
A
A
A
SURABAYA - Perusahaan kertas dan tisu PT Suparma Tbk tahun depan memproyeksikan penjualan bisa mencapai Rp2,6 triliun, atau tumbuh 23,6% dibanding proyeksi tahun ini yang mencapai Rp2,1 triliun. Proyeksi di 2021 tersebut sama seperti realisasi penjualan di tahun 2019.
Data emiten SPMA itu menunjukkan, pada September 2020 perseroan telah merealisasikan penjualan sebesar Rp1,53 triliun atau mencapai 73% dari target Rp2,1 triliun. Lalu pada November 2020 penjualan sudah terealisasi 91,3% atau Rp1,9 triliun.
Secara kuantitas penjualan kertas sampai November ini juga sudah mencapai 176.799 ton atau 90,3% dari proyeksi sampai akhir tahun 195.600 ton.
(Baca juga: Selisih Paham di Jalan Raya, Pengendara Motor Gigit Telinga Kondektur Bus )
Menurut Direktur PT Suparma Tbk, Hendro Luhur, kondisi pandemi COVID-19 tahun ini memang cukup memukul industri tisu. Terutama dari permintaan sektor hotel, kafe dan restoran (horeka) yang sempat tiarap lantaran adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar.
“Kami yakin di tahun 2021 akan lebih baik dari tahun ini. Sehingga kami memproyeksikan pertumbuhan penjualan bisa mencapai Rp2,6 triliun,” ujar Hendro, Jumat (11/12/2020).
Dia menambahkan, pandemi COVID-19 juga berdampak pada turunnya kapasitas produksi Suparma. Tahun ini, kapasitas produksi perseroan turun 196.400 ton. Padahal di tahun 2019 kapasitas bisa mencapai 205.205 ton.
(Baca juga: Belum Genap Dua Tahun Pimpin Jatim, Khofifah Sabet 83 Penghargaan )
“Jika dibandingkan penjualan September 2019, di kuartal III tahun ini turun 18%. Penurunan penjualan ini lebih banyak disebabkan oleh penurunan penjualan produk kertas yang mencapai 17,3%,” imbuhnya.
Hendro mengatakan bisnis tahun depan memang masih penuh dengan ketidakpastian, sebagai contoh tersedianya vaksin COVID-19 yang jika berjalan dengan baik harapannya prospek pasar di Indonesia akan jauh lebih baik dari tahun ini. “Ini seiring dengan mulai bergeraknya kegiatan ekonomi termasuk pasar horeka yang sudah mulai buka normal,” tandasnya.
Data emiten SPMA itu menunjukkan, pada September 2020 perseroan telah merealisasikan penjualan sebesar Rp1,53 triliun atau mencapai 73% dari target Rp2,1 triliun. Lalu pada November 2020 penjualan sudah terealisasi 91,3% atau Rp1,9 triliun.
Secara kuantitas penjualan kertas sampai November ini juga sudah mencapai 176.799 ton atau 90,3% dari proyeksi sampai akhir tahun 195.600 ton.
(Baca juga: Selisih Paham di Jalan Raya, Pengendara Motor Gigit Telinga Kondektur Bus )
Menurut Direktur PT Suparma Tbk, Hendro Luhur, kondisi pandemi COVID-19 tahun ini memang cukup memukul industri tisu. Terutama dari permintaan sektor hotel, kafe dan restoran (horeka) yang sempat tiarap lantaran adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar.
“Kami yakin di tahun 2021 akan lebih baik dari tahun ini. Sehingga kami memproyeksikan pertumbuhan penjualan bisa mencapai Rp2,6 triliun,” ujar Hendro, Jumat (11/12/2020).
Dia menambahkan, pandemi COVID-19 juga berdampak pada turunnya kapasitas produksi Suparma. Tahun ini, kapasitas produksi perseroan turun 196.400 ton. Padahal di tahun 2019 kapasitas bisa mencapai 205.205 ton.
(Baca juga: Belum Genap Dua Tahun Pimpin Jatim, Khofifah Sabet 83 Penghargaan )
“Jika dibandingkan penjualan September 2019, di kuartal III tahun ini turun 18%. Penurunan penjualan ini lebih banyak disebabkan oleh penurunan penjualan produk kertas yang mencapai 17,3%,” imbuhnya.
Hendro mengatakan bisnis tahun depan memang masih penuh dengan ketidakpastian, sebagai contoh tersedianya vaksin COVID-19 yang jika berjalan dengan baik harapannya prospek pasar di Indonesia akan jauh lebih baik dari tahun ini. “Ini seiring dengan mulai bergeraknya kegiatan ekonomi termasuk pasar horeka yang sudah mulai buka normal,” tandasnya.
(msd)